Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun yang keras melanda studio besar seperti Warner Bros. Baru dikabarkan, studio Hollywood itu telah memangkas seribu pekerja. Itu lebih dari seperdelapan total angkatan kerja di dunia.
Mengutip
The Guardian, itu dilakukan sebagai langkah mengurangi anggaran tahunan sebesar US$ 200 juta (Rp 2,4 triliun). Pengurangan itu disampaikan CEO Warner Bros, Kevin Tsujihara, seperti dilaporkan
The Hollywood Reporter.
Pemotongan yang dilakukan Warner Bros, sebagian besar pada properti hiburan di studio, informasi dan teknologi, serta departemen keuangan. Beberapa seksi itu dipilih daripada harus memotong bagian film atau unit televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kevin mengakui, ini tahun yang sulit bagi studio besar yang ditanganinya. Menurut analis, kesulitan itu disebabkan kegagalan Warner Bros pada
box office musim panas.
Film yang diunggulkan tahun ini,
Godzilla hanya menghasilkan US$ 500 juta (Rp 6 triliun) dan menjadi film ke-6 dengan penghasilan terbesar di tahun 2014. Sedang film besar Warner selanjutnya,
The LEGO Movie mendapatkan US$ 468 juta (Rp 5,7 triliun).
Sementara itu saingan Warner, Twentieth Century Fox dan Disney, sama-sama meraup keuntungan di
box office domestik. Sedangkan Paramount, tahun ini berjaya dengan film Michael Bay,
Transformers: Age of Extinction yang laris dengan US$ 1 miliar (Rp 12 triliun).
Tapi sebenarnya, Warner masih menyimpan film andalannya akhir tahun ini. Yakni, akhir dari trilogi
Hobbit: The Battle of Five Armies. Rencananya, film itu akan rilis Desember nanti. Diprediksi film itu menghasilkan US$ 1 miliar.
Warner juga masih punya film Christopher Nolan yang baru saja dirilis minggu ini,
Interstellar. Drama luar angkasa itu diharapkan akan menuai keberhasilannya di
box office akhir minggu ini.
Analis memprediksi, film yang dibintangi Matthew McConaughey dan Anne Hathaway itu akan menghasilkan US$ 50 juta atau Rp 609 miliar pada pembukaannya di Amerika Serikat.
Jalan terjal Warner Bros berkebalikan dari tahun lalu. Saat itu, Warner menjadi studio terlaris dengan penghasilan US$ 1,8 miliar atau hampir Rp 22 triliun. Juli lalu, perusahaan induknya, Time Warner memperjuangkan pengambilalihan kepemilikan Rupert Murdoch senilai US$ 80 juta atau Rp 974 miliar dari lawannya, 21st Century Fox.