PEMENTASAN SENI

Legenda Krakatau Pukau Rakyat Tiongkok

CNN Indonesia
Minggu, 09 Nov 2014 12:29 WIB
Lakon Under the Volcano yang berdurasi 60 menit itu mengambil inspirasi dari budaya Minangkabau yang kaya oleh gerakan silat, tarian, dan musik.
Pada Jumat 7 November kemarin, Komunitas Seni Hitam-Putih menggemparkan gedung Teater Dayin Beijing, Tiongkok lewat persembahan teater berjudul Under the Volcano. (Getty Images/ Artem_Furman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Letusan dahsyat Gunung Krakatau yang mengeluarkan awan panas dan tsunami menewaskan sekitar 36 ribu jiwa pada 26 - 27 Agustus 1883. Suara letusannya terdengar sampai Alice Springs, Australia, dan Pulau Rodrigues dekat Afrika. Padahal jaraknya dari Indonesia adalah 4.653 kilometer. Daya ledaknya mencapai 30 ribu kali bom atom yang diledakkkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II.

Dunia mengalami perubahan iklim global karena letusan Krakatau. Akibat debu vulkanis yang menutup atmosfer dunia sempat menjadi gelap selama dua setengah hari. Sampai setahun berikutnya matahari bersinar redup. Di langit Norwegia dan New York masih ada jejak debu beterbangan.

Kisah Gunung Krakatau yang sirna karena letusannya sendiri itu mengilhami Komunitas Seni Hitam-Putih. Pada Jumat 7 November kemarin, Komunitas Seni Hitam-Putih menggemparkan gedung Teater Dayin Beijing, Tiongkok lewat persembahan teater berjudul Under the Volcano. Penonton terkesima menyaksikan sajian multimedia mereka yang dianggap berbeda dari pertunjukkan lain dalam Olimpiade Teater ke-6 Beijing tahun ini.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Under the Volcano mengambil gagasan Syair Lampung Karam. Penyair Sumatra Muhammad Saleh menulis syair tersebut pada 1883. Karyanya tersebut menjadi naskah awal yang bercerita tentang ledakan dahsyat Gunung Krakatau pada abad akhir ke-19. Muhammad Saleh adalah salah satu saksi mata yang selamat dari amukan Krakatau.

Lakon Under the Volcano yang berdurasi 60 menit tersebut menurut Yusril Katil sang sutradara mengambil sumber penciptaan dari budaya Minangkabau yang kaya oleh gerakan silat, tarian, dan musiknya. Dalam siaran pers Komunitas Seni Hitam Putih, Yusril mengatakan, bahan baku sumber penciptaan tersebut diolah menjadi distorsi ruang, gerak dan bunyi. "Ruang vertikal juga dimanfaatkan sebagaimana horisontal untuk menghadirkan efek teror yang dirasakan warga yang tinggal di kaki gunung ketika letusan terjadi," kata Yusril dalam siaran persnya.

Dramaturgi Under the Volcano disusun oleh Rhoda Grauer. Dia sudah berpengalaman selama 30 tahun lebih memproduksi, menyutradarai, dan menulis cerita untuk televisi, radio, dan pementasan. Beberapa penghargaan yang pernah diraih Rhoda antara lain, Emmy dan Bessie Award for Outstanding Contribution to Dance and the National Endowment for the Arts Chairman's Award for Superior Performance.

Kelompok Seni Hitam-Putih merupakan teater pertama dari Indonesia yang ikut ambil bagian dalam Olimpiade Teater. Setelah pentas di Beijing, pementasan Under the Volcano akan dibawa berkeliling beberapa negara. Under the Volcano diproduksi oleh Bumi Purnati dengan Direktur Artistik Restu Imansari Kusumaningrum.   
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER