FILM DOKUMENTER

Korban Pembantaian 1965 Ikut Nonton Film PKI

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 16:27 WIB
Setelah berjuang di Oscar lewat film The Act of Killing alias Jagal, ia membuat juri Venice Film Festival terpesona dengan The Look of Silence alias Senyap.
Korban pembantaian 1965 yang ikut menonton film Senyap (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Joshua Oppenheimer kembali menggebrak dunia lewat film tentang pembantaian 1965 di Indonesia. Setelah berjuang di Oscar lewat film The Act of Killing alias Jagal, ia membuat juri Venice Film Festival terpesona dengan The Look of Silence alias Senyap.

Kini, film Senyap 'pulang kampung'. Film yang berkisah soal Adi Rukun, seorang ahli mata yang keluarganya menjadi korban pembantaian itu diputar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Senin (10/11) sore ini. Ribuan orang mengantre, termasuk para korban 1965.

Eka, salah satu panitia dari Komnas HAM menyatakan, pihaknya memang mengundang korban 1965 dari panti jompo Waluyo Sejati di Kramat Jati. "Kami undang atas satu nama, yang datang berapa ya belum menghitung, katanya pada CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penghuni panti yang menjadi korban adalah Tahrin. Wanita berusia senja itu berpisah dari suaminya sejak 1965. Pada CNN Indonesia Tahrin bercerita, suaminya dulu seorang guru. Sementara ia hanya ibu rumah tangga, dengan empat anak.

"Suami saya tertangkap. Dulu kan yang dikira PKI ditangkap. Tapi saya enggak," ujarnya menuturkan. Kala itu, usia Tahrin 26 tahun. Tahrin sendiri mengaku ia bagian dari Gerwani, gerakan pemberdayaan wanita yang lekat dengan PKI.

Setelah suaminya ditangkap, ia dan anak-anak melarikan diri ke rumah saudara. Setelah itu, ia tak pernah melihat sang suami lagi. Soal bagaimana ia bertahan hidup, Tahrin malu-malu bercerita. "Kalau mau lengkap, datang aja ya ke panti," ujarnya berpesan.

Ia dan kawan-kawannya datang karena ingin melihat film tentang pembantaian yang pernah dialaminya dahulu. "Kami ada sekitar 8 atau 10. Kami ini korban," katanya singkat.

Saat ini, penonton bersiap menyaksikan film yang merupakan kerjasama Oppenheimer dengan sineas dan aktivitas Indonesia. "1965 adalah titik awal pelanggaran HAM di Indonesia. Dari situ rezim ketakutan, senyap, mulai terbentuk. Tahun 1965 membuat seluruh rakyat Indonesia trauma," ujar Oppenheimer dalam konferensi pers melalui Skype.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER