Jakarta, CNN Indonesia -- Jangan biarkan status lajang menggerogoti Anda. Tidak punya pasangan bukan berarti tak bisa bahagia. Cinta bukan segalanya. Perempuan belum tentu tak berarti bila belum menemukan cinta dalam hidupnya.
Jatuh bangun soal cinta bisa membuat perempuan merana. Bisa pula menciptakan perisai kuat untuk menyelimuti hati yang terluka. Untuk menginspirasi Anda yang masih berjuang demi cinta, berikut film-film yang bisa ditonton.
(Baca juga:
Lima Kitab Penting Para Lajang)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(500) Days of SummerSeperti kata narator di awal film,
(500) Days of Summer bukan film cinta. Ini tentang pemuda kesepian bernama Tom (Joseph Gordon-Levitt) yang bertemu perempuan cantik pengubah hidupnya, Summer Finn (Zooey Deschanel).
Hubungan mereka bertahan untuk tetap kasual. Hanya ada kemesraan dan kebahagiaan, tanpa cinta. Tawa ceria Tom dan Summer hanya ada sampai hari ke-500. Summer yang mengaku tak percaya cinta, memilih tetap sendiri. Melajang.
Di sisi lain, Tom ternyata hancur. 500 hari bukan waktu yang singkat untuk menyeretnya ke sebuah perasaan cinta. Dan ternyata ia diabaikan. Summer pergi, hari-harinya berantakan. Hingga akhirnya, ia bertemu Autumn.
Keteguhan hati Summer sebagai perempuan mandiri yang seolah tak tersentuh cinta, sering menjadi inspirasi bagi wanita lajang. Apalagi ia berani mencampakkan laki-laki, sementara perempuan biasanya mengemis cinta.
Waiting to ExhaleEmpat perempuan keturunan Afrika-Amerika bersahabat karib. Mereka punya masalah hidup masing-masing, dan saling mendukung. Ada yang menjadi produser televisi sukses, tapi mencintai suami orang dan berharap suatu hari kekasihnya akan sepenuhnya jadi miliknya.
Ada yang harus mengorbankan mimpi demi membiayai keluarga karena suaminya meninggalkannya demi seorang kulit putih. Ada lagi yang menjadi eksekutif sukses tapi tak juga menemukan pria idaman. Keempat, ada ibu tunggal yang jatuh cinta pada tetangganya.
Bertahun-tahun, mereka bertahan dalam penderitaan. Mereka perempuan-perempuan tangguh yang menahan napas sampai saatnya tiba, yakni masa-masa kebahagiaan. Akhirnya, masing-masing menemukan tujuan hidupnya.
Film tahun 1995 itu bisa jadi inspirasi bagi para perempuan lajang. Tidak harus mencintai dan dicintai untuk bahagia dalam hidup. Yang penting, tingkatkan nilai diri Anda.
(Baca juga:
8 Profesi 'Kambing Hitam' Susahnya Cari Pacar)
I Hate Valentine's DayPerempuan lajang modern manapun pasti akan jatuh cinta pada karakter Genevieve (Nia Vardalos). Ia perempuan yang serba mengontrol. Pemilik toko bunga itu tahu bagaimana menikmati hidup tanpa harus terganggu cinta.
Ia membenci hubungan asmara. Genevieve punya aturan khusus, kencan dengan orang yang sama hanya boleh maksimal lima kali. Aturan itu memang terlalu keras, tapi membuat Genevieve bahagia. Sampai ia bertemu Greg (John Corbett).
Keduanya saling tertarik. Tapi juga sekaligus saling membatasi diri. Sampai suatu saat, Genevieve tak tahan dengan prinsip yang dibuatnya sendiri. Ia sadar, cinta butuh dikejar. Ia membuang seluruh gengsi demi Greg.
Film yang digarap Nia Vardalos itu mencerminkan kekuatan sekaligus kelemahan perempuan lajang. Sikap yang terlalu keras mengesankan perempuan kuat. Namun, itu juga topeng untuk menyembunyikan kelemahannya.
(Baca juga:
Beragam Alasan Orang Memilih Hidup Melajang)
Bridget Jones's DiaryBridget Jones (Renee Zellweger) hanya wanita biasa. Hidupnya dilingkupi kesepian. Ia butuh seorang pria yang mau mencintainya, terus ada di sampingnya, menyayanginya apa adanya, dan mampu membunuh rasa kesepiannya.
Bantuan teman dan keluarganya seakan tak berarti. Jones tetap terpuruk sepi. Ia pun frustrasi, dan mulai mengintrospeksi diri. Jones merasa, penampilannya harus diubah.
Dari perempuan biasa-biasa saja yang cenderung berpenampilan seperti ibu rumah tangga, Jones menjadi wanita seksi. Ia tak canggung mengenakan gaun terbuka dan transparan. Sang bos, Daniel Cleaver (Hugh Grant) pun tertarik.
Mereka menjalin hubungan asmara, namun tetap tak sempurna. Cleaver punya perempuan berbeda selain Jones. Film itu sangat mencerminkan kondisi perempuan lajang, karenanya
Bridget Jones's Diary banyak disukai, pria atau wanita.
He's Just Not That Into YouAda pelajaran penting bagi wanita dalam film itu. Siapapun pria yang menggoda Anda, belum berarti dia suka. Bisa jadi ia hanya iseng atau sekadar untung-untungan. Kalau dapat syukur, kalaupun tidak, tak ada yang dirugikan.
Sayangnya, setiap perempuan terlalu naif untuk mengakui keisengan lelaki itu. Perempuan cenderung sembunyi di balik harapan bahwa laki-laki tidak menelepon karena nomornya hilang, sibuk, dan lain-lain. Padahal jawabannya hanya satu: ia tidak tertarik dengan Anda.
Para tokoh perempuan dan laki-laki dalam
He's Just Not That Into You, tanpa disadari punya hubungan yang saling berkesinambungan. Si A menyukai B, tetapi B menyukai C padahal sudah menikah dengan D. Tapi, semua itu bisa berubah demi cinta yang hadir di depan mata.
He's Just Not That Into You tak hanya sarat pesan cinta, tetapi juga bertabur bintang. Di antaranya: Jennifer Aniston, Scarlett Johansson, Bradley Cooper, Ben Affleck, Drew Barrymore, dan Kris Kristofferson.
(Baca juga:
Alasan 11.11 Jadi Hari Lajang)
How To Lose a Guy in 10 DaysBenjamin Barry (Matthew McConaughey), seorang eksekutif periklanan sukses yang selalu bisa dengan mudah menaklukkan wanita. Ia berjanji pada dirinya sendiri, harus membuat seorang perempuan jatuh cinta padanya dalam 10 hari.
Andie Anderson (Kate Hudson), seorang penulis 'how to' untuk sebuah majalah yang hidupnya hanya ada di balik komputer. Ia sedang mengerjakan artikel bagaimana memutuskan lelaki hanya dalam 10 hari. Keduanya bertemu, dan saling menentukan target masing-masing.
Barry setengah mati membuat Anderson jatuh cinta. Sementara Anderson, setengah mati berbuat hal-hal menjijikkan agar Barry 'mati rasa' lalu jengah padanya hanya dalam 10 hari. Tanpa disadari, mereka saling jatuh cinta.
How To Lose a Guy in 10 Days, komedi romantis yang wajib ditonton perempuan lajang. Agar, mereka tidak melakukan hal-hal yang tak disukai lelaki, saat menemukan orang yang dicinta kelak. Namun akhirnya, semua harus menjadi apa adanya saat berhadapan dengan cinta.