Jakarta, CNN Indonesia -- Di kala hari-harinya yang sibuk, pebisnis Sandiaga Uno ternyata masih menyempatkan diri untuk nonton film ke bioskop. Ia juga mengaku sangat suka nonton film Indonesia, apalagi yang berhubungan dengan sejarah Indonesia.
"Dalam sebulan, mungkin sekitar dua kali saya nonton film ke bioskop. Namun, biasanya saya lebih banyak menonton di pesawat saat saya tengah melakukan perjalanan," katanya seusai menonton film
Mantan Terindah di XXI Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11).
Pengusaha yang pernah masuk dalam daftar orang Indonesia terkaya versi
Forbes ini mengaku sedang menunggu-nunggu film
9 Reasons yang berkisah tentang Soekarno dan perempuan-perempuan yang dicintainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, film garapan sineas Tanah Air tidak kalah bagusnya dengan garapan asing. Namun, untuk dapat sukses, diperlukan bantuan dari pemerintah.
"Paling mudah itu dengan memberikan insentif. Pemerintah harus memberikan lebih banyak layar bagi sineas Indonesia. Bila pemerintah tidak bantu, ya, industri film Indonesia sulit berkembang," katanya.
Ia juga berpendapat kehadiran kalangan menengah ke atas juga jadi poin penting untuk pertumbuhan industri film Indonesia.
"Begitu kelas menengah tumbuh, industri perfilman juga akan tumbuh. Kelas menengah yang jumlahnya sekitar 40 juta ini akan punya sifat untuk cenderung mencari sesuatu yang trendi," tuturnya.
Hal yang trendi itu dapat berupa film terbaru. Namun, Sandiaga menyayangkan masih sedikitnya jumlah bioskop di Tanah Air.
Bicara soal industri film, Sandiaga mencontohkan Korea Selatan sebagai negara yang bagus dalam pengembangan industri filmnya sampai ke manca negara.
"Pada tahun 2000-2005 di Korsel sudah banyak talenta ekonomi kreatif yang menghasilkan produk yang bagus dan layak diapresiasi masyarakat," katanya.
Menurutnya, hal ini seharusnya bisa ditiru oleh orang Indonesia. "Namun, saat ini saya melihat film Indonesia sudah jadi tuan rumah di negerinya sendiri," katanya kemudian mengakhiri pembicaraan.