Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu seolah berhenti bergulir saat Konser Eksklusif: Jakarta Dekade digelar tadi malam (14/11) di Balai Sarbini, Jakarta. Selama hampir empat jam, sekitar 1.300 penonton, yang tak lain generasi kaset, “terjebak masa lalu” kala memirsa aksi sederet musisi lawas dalam konser bertajuk
From the Old Time Best yang digagas Mahana Live, Trans Event dan Maha Buana Cahaya.
Tanpa butuh instrumen berlebihan—yang dimainkan Audensi Band—kekuatan vokal Ermy Kulit dengan sendirinya berdaya menyihir penonton. Setelah menuntaskan beberapa lagu termasuk
Pasrah, penyanyi jazz ini membawakan
Pertama dan Terakhir milik Diana Nasution. “Karena musik, kita melebur jadi satu,” Ermy segera memungkas penampilannya dengan
Kau yang Kusayang dan
Kasih.
Sihir yang ditebar Ermy kepada para penonton segera diestafet oleh 2D yang digawangi Deddy Dhukun dan Dian Pramana Putra. Aksi keduanya sangat atraktif dan komunikatif. Deddy bahkan tak sungkan menggoda beberapa perempuan di barisan terdepan, termasuk Dorce. Dengan nada canda, Deddy ingin membentuk grup baru 3D: Dian-Deddy-Dorce. Sontak tawa para penonton pun berderai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian, yang masih menyimpan ketampanan masa lalu, memulai konser dengan tampil solo membawakan
Kau Seputih Melati. Lagu yang dinyanyikan ulang oleh Sammy Simorangkir ini terdengar
soulful. Salah seorang penonton, Eka Sanda Novianti, mengaku merasakan sentuhan emosional. “Rata-rata lagu 2D mirip
true story in my life. Saya ngerasain
feel-nya,” kata perempuan generasi digital yang menyukai musik generasi kaset karena "
everlasting."
Begitu Deddy Dhukun bergabung dengan Dian, segera memberondong emosi para penonton dengan lagu
Biru yang dipopulerkan Vina Panduwinata. Dengan aransemen baru—atau boleh dikatakan spontan—2D membawakan
Bohong, Oya, Melayang, Keraguan, juga lagu
hit yang melambungkan nama mereka,
Masih Ada. Dan sebagai penghormatan bagi Dodo Zakaria, 2D menyanyikan
Esok Kan Masih Ada.
 Fariz RM membawakan sejumlah hits-nya, antara lain Susi Belel, Hasrat dan Cinta, Barcelona, di Konser Jakarta Dekade, semalam (14/11) di Balai Sarbini, Jakarta. (CNN Indonesia/Vega Probo) |
Dengan rancak, 2D juga menyanyikan secara
medley lagu
Sakura-Semua Tumbuh Jadi Satu-Cinta Adalah Kenangan. Menuntaskan
medley-nya dengan menyanyikan kembali
Sakura, Deddy dan Dian lantas memanggil penampil berikut: Fariz RM! Tampil dengan
synthesizer andalannya, Fariz segera “mengisi nostalgia” dengan
Sungguh. Nada riang lagu ini membuat sebagian penonton bergoyang.
Menuntaskan satu lagu, Fariz menyapa para penonton dengan napas sedikit tersengal. “Napas harus diirit-irit,” kata Fariz bercanda. Berusia 55 tahun, Fariz tampak lebih tua. Namun gayanya tetap keren, mengingatkan pada John Taylor, basis band Duran Duran dari Inggris. Dengan tulus, ia mengucap terima kasih kepada penonton, “Saya masih ada di panggung ini karena Anda.”
Lalu, berturut-turut, ia menggeber
Susi Belel, Nada Kasih, juga
Hasrat dan Cinta, lagu pertama ciptaannya yang dipublikasikan dan dinyanyikan Andi Mariam Matalata. Permainan
synthesizer-nya semakin rancak dan sedikit rumit saat membawakan
Sakura dan
Barcelona, dua lagu
hits yang semakin melambungkan nama Fariz pada 1980-an.
Begitu Fariz silam ke balik panggung, Koes Plus yang digawangi Yon Koeswoyo bersama tiga musisi generasi penerus klan Koeswoyo segera membawa penonton ke era setengah abad silam. Mulai
nge-band sejak 1960, Koes Plus tetap eksis. Tadi malam, Yon cs membawakan 10 lagu, antara lain
Why Do You Love Me, Kolam Susu, Kisah Sedih di Hari Minggu, Pelangi, Buat Apa Susah. Foto-foto lawas Koes Plus menghiasi layar besar selama Yon Koeswoyo bersama tiga musisi muda membawakan 10 lagu di Konser Jakarta Dekade di Balai Sarbini, Jakarta, semalam (14/11). (CNNIndonesia/Vega Probo) |
Jelang tengah malam, giliran Daniel Sahuleka dan Sheila Majid memungkas konser. Meski mengantuk, para penonton tetap antusias menyimak suara khas Daniel membawakan
Don’t Sleep Away The Night dan
You Make My Word So Colorful. Seolah dininabobokan oleh suara merdu Sheila saat melantunkan
Antara Anyer dan Jakarta, Aku Cinta Padamu, juga
Sinaran. Buaian indah bagi generasi kaset.