Bali Tuan Rumah Pesta Electronic Dance Music

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 5 persen penduduk Indonesia adalah pecinta electronic dance music atau EDM. Demikian diungkapkan oleh Adam Bray, perwakilan dari Sunblast Ultraglow Festival Bali, dalam sebuah sesi pertemuan dengan kalangan pers, kemarin (14/11) di Jakarta.

Musik dansa elektronik mengakar di Barat sejak 1970-an dan hingga kini masih berjaya di dunia. Sejumlah artis EDM yang lagu-lagunya terus menggema di lantai dansa, antara lain Avicii, Calvin Harris, Zedd, David Gueta, Tiesto, Afrojack, Basement Jaxx.

Industri EDM bernilai US$ 5,7 miliar atau Rp 69,7 triliun di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, penggemar musik dansa sekitar 3 juta orang. Sejauh ini, hanya sedikit acara EDM yang diselenggarakan. Padahal pertumbuhan pasar EDM  2,4 persen per tahunnya, lebih besar dibandingkan musik regular yang hanya 1,5 persen.

"Di Indonesia EDM pertumbuhannya sedang sangat besar, meningkat terus menerus," kata Bray. Menurut Sunblast, permintaan akan acara EDM sangatlah besar di Indonesia. Sayangnya, belum ada festival EDM internasional yang diadakan di ruang terbuka di Indonesia.

Melihat adanya peluang, Sunblast mengambil kesempatan untuk menghadirkan festival EDM bertaraf internasional di Indonesia. Sunblast Ultraglow Festival siap mengguncang Bali dengan acara yang lebih besar di tiga tempat terbaru, selama enam hari berturut turut pada 24-29 November 2014.

Sebelumnya, acara ini sebatas club session di Bali. Namun kali ini, digelar besar-besaran. Bahkan bisa jadi lebih besar dari “pesta EDM” bertajuk Djakarta Warehouse Project yang dua tahun belakangan digelar oleh promotor Ismaya Live selama dua hari.