SOUND OF CONTACT

Anak Phil Collins Ikuti Jejak Jadi Musisi

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2014 10:02 WIB
Sebagai titisan Phil Collins, Simon Collins punya banyak kemiripan dengan sang ayah. Selain vokalnya setipe, ia pun piawai menggebuk drum.
Vokal Simon Collins mirip ayahnya, Phill Collins. Ia juga piawai main drum. (CNNIndonesia Rights Free/DrGoon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lagu Pale Blue Dot sedang marak di YouTube. Sang pelantunnya tak lain Simon Collins, anak musisi legendaris Phil Collins, vokalis dan penggebuk drum Genesis. Kini, Simon tengah berkibar bersama grup band-nya, Sound of Contact (SOC).

Sebagai titisan Phil, Simon punya banyak kemiripan dengan sang ayah. Selain vokalnya setipe, ia pun piawai menggebuk drum. Sejak kecil mengakrabi Genesis, tapi Simon punya selera musik sendiri.

Pale Blue Dot yang bernuansa new progressive rock jadi bukti betapa berseberangan selera musik ayah dan anak ini. Selain Simon, SOC juga didukung musisi lain, Dave Kerzner (kibor) dan Matt Dorsey (bass), Kelly Nordstrom (gitar, bass), serta Hannah Stobart (vokal).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibentuk sejak 2009, SOC merilis album berkonsep sci-fi Dimensionaut (2013) dengan single perdana Not Coming Down. Di akun Facebook-nya, SOC menyatakan siap menebar “sound” baru tahun 2015 mendatang.

Simon terpikat musik sejak menerima hadiah Tama 4-piece merah dari Phil saat berusia enam tahun. Selain menyimak album-album Genesis, Simon kecil juga sekolah musik dan ikut tur Genesis.

Secara autodidak, Simon memainkan piano. Beranjak remaja, ia mulai belajar menulis lagu sendiri sekaligus melatih vokal. Lambat laun ia juga belajar memainkan gitar dan drum.

“Alat-alat musik yang saya kuasai menjadi alat untuk mengeksplorasi gaya dan arah musik saya,” kata Simon kepada laman audioholics. Ia menjadi vokalis, karena “sulit menemukan penyanyi yang pas.”

Simon juga menyimak album musisi lain. “William Calhoun, David Grohl, Manu Katche, Vinnie Calihouta, Keith Moon, Steve Perkins, Stewart Copeland, Gavin Harrison, memberi pengaruh besar bagi saya.”

“Saat berusia sepuluh tahun, guru musik menjejali saya dengan musik jazz,” kata pria berambut gondrong ini. “Tapi saya lebih suka musik bising. Untungnya, orang tua bisa menerima selera saya.”

Sampai kapan pun, Simon mengaku tetap menggemari musik ayahnya, dan menaruh respek kepada segenap personel Genesis. Bagi Simon, mereka sudah seperti keluarga sendiri.  

Kini, Simon berkonsentrasi bersama SOC, band yang sesuai impiannya semasa kecil. Simon cs memilih nama SOC karena terdengar universal sekaligus memberi ruang bagi perbedaan interpretasi.

Soal konsep sci-fi Dimensionaut, Simon mengaku, inspirasinya datang dari astronom Carl Sagan dan penulis fiksi Bruce Sterling. Tak heran bila album ini terdengar seperti soundtrack film Star Wars.

SOC akan terus mengeksplorasi musik, tak semata memainkan musik progresif, juga siap menjalin kerja sama dengan musisi lain. Dengan logat khas Inggrisnya, Simon berseru, “I’m bloody excited about it!”




LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER