PROFIL SELEBRITI

Sigi Wimala: Antara Karier, Keluarga dan Memasak

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2014 15:50 WIB
Lama tak terdengar kabarnya di dunia film, aktris Sigi Wimala ternyata tengah sibuk dengan keluarga kecilnya. Bagaimana kabarnya sekarang?
Aktris Sigi Wimala dalam acara kampanye Save a Teen dalam rangka Hari Anak Internasional di Rumate, Jakarta Selatan, Kamis (20/11). (CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lama tak terdengar kabarnya di dunia film, aktris Sigi Wimala ternyata tengah sibuk dengan keluarga kecilnya. Sejak menikah dan memiliki putri bernama Maxine Sara, Sigi memang sudah jarang tampil di televisi. Dijumpai saat menjadi duta dari kampanye Save a Teen di Jakarta, Sigi terlihat cantik dalam balutan blazer putih dan rambut kepang samping. Bagaimana kabarnya sekarang ?

Setelah lama tak muncul di televisi, sekarang sibuk apa nih?

Saya sekarang sibuk sama keluarga, lari dan juga siapkan bisnis baju olahraga tahun depan. Tapi bisnisnya seperti apa, masih rahasia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bicara tentang keluarga, bagaimana kabar putri kecilnya?

Maxine (putri Sigi. red) sekarang sudah 4,5 tahun. Dia baik dan sehat. Dia anaknya baik sama teman-temannya, pengalah dan pengertian banget sama orang tuanya lho.

Misalnya?

Ya kalau sama teman-temannya dia mau berbagi cokelat dan mau pinjamkan mainan. Sama orang lain yang membutuhkan juga mau menolong, walaupun secara tidak langsung. Menolong pemulung misalnya, caranya dengan memisahkan sampah plastik dengan sampah basah biar lebih gampang diambil pemulung. Tapi dari situ, dia juga tahu membedakan kedua jenis sampah ini.

Kalau dengan orang tuanya, Maxine lebih pengertian lagi. Ada satu hal yang dilakukan Maxine dan membuat saya menangis bahagia. Jadi waktu itu, saya kan lagi kerja sambil telepon-telepon di rumah dan dia lagi menggambar. Saya saat itu lagi kesal dengan orang yang ditelepon karena ada masalah dengan pembayaran. Saya stres dan uring-uringan saat itu. Tiba-tiba, Maxine datang menghampiri sambil membawa celengannya. Saat itu dia bilang kalau mama (Sigi.red) butuh uang, pakai uang aku saja. Saya kaget, terharu, bangga tapi campur bersalah juga. Soalnya, tidak seharusnya saya membuat anak saya stres karena lihat saya stres. Tapi bangga juga sih, karena dia punya empati yang besar.

Bagaimana cara seorang Sigi untuk bisa mendidik sehingga punya empati yang tinggi?

Yang pasti konsep berbagi dan empati sudah saya ajarkan sejak dia kecil. Berbagi tidak harus melulu dengan uang kok, tapi bisa dengan banyak hal, salah satunya tenaga dan barang yang kita punya. Kalau semuanya buru-buru dinilai dengan uang, nanti mereka berpikir kalau hidup kok gelap amat ya karena semuanya urusannya sama uang. Makanya saya ajarkan dia konsep sharing dengan energi yang menyenangkan biar anak melakukannya dengan rasa senang.

Selain itu saya juga biasakan Maxine untuk lebih terhubung dengan lingkungannya. Menurut saya, empati anak bisa muncul karena ada hubungan yang kuat antara anak dengan lingkungan sekitarnya. Makanya saya selalu biasakan anak untuk tidak ketergantungan sama gadget. Biar connect sama sekitarnya, bukan sama gadget.

Jadi, Maxine tidak boleh pegang gadget?
Dikontrol saja. Kami (Sigi dan Timo, suaminya, red) juga harus konsisten untuk pegang gadget. Ada waktu-waktu tertentu untuk pegang gadget dan simpan gadget. Gadget harus disimpan saat lagi ada aktivitas sama keluarga di akhir pekan. Pokoknya,akhir pekan itu waktunya keluarga, tidak boleh ada acara.

Gadget juga harus disimpan saat makan bersama. Karena momen makan bersama itu saat-saat kita bisa cerita pengalaman dan sharing sama keluarga, jadi tidak boleh ada gadget. Tapi ada pengecualian lah, buat foto-foto makanan sama foto bareng. Hahaha.

Ngomong-ngomong soal makanan, katanya sudah belajar masak ya?

(Tertawa) Iya dong, sejak 1,5 tahun lalu saya mulai serius belajar masak. Saya banyak belajar dari ibu mertua saya. Masakannya enak-enak.

Kenapa akhirnya mau terjun ke dapur dan belajar masak?

Awalnya sih terinspirasi dari suami saya. Dia bilang kalau selalu ingat dan suka dengan masakan mamanya. Saat itu saya berpikir kalau sebenarnya ada pesan tertentu dalam setiap masakan yang dimasak ibu. Makanan buatan ibu itu selalu membuat perasaan orang jadi lebih dekat satu sama lain. Ada koneksi dan bonding. Saya mau nantinya anak dan suami juga punya perasaan seperti itu, selalu ingat dengan rasa masakan saya. Ya walaupun mungkin nggak enak-enak banget ya. Sedikit cheesy sih, tapi ya gitu deh.

Masak sendiri di rumah apa juga karena kamu juga mengikuti pola makan sehat?

Tidak juga sih. Masak sendiri di rumah itu karena lebih irit. Hahahaha. Yang pasti masak dan makan di rumah itu irit dan dapat bonus lebih sehat. Saya sih kalau makan apa aja, tidak terlalu menjaga. Karena semua lemak pasti terbakar saat kita rutin olahraga. Saya biasanya lari, muay thai, dan boxing.

Sudah jago masak apa saja?

Belum jago sih, kalahlah kalau sama masakan mama. Kalau saya sukanya makanan tradisional, tapi suami suka masakan barat misalnya roasted chicken, lasagna, pasta. Kalau tradisionalnya, masak soto dan rawon. Kadang dibantuin mama dan ada mbak-nya juga yang bantu siapkan bumbunya. (chs/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER