Jakarta, CNN Indonesia -- Sita Nursanti, pada awal kemunculannya dikenal sebagai salah satu penyanyi dari trio RSD atau Rida-Sita-Dewi. Namun dunianya tak hanya terbatas pada tarik suara. Dia lantas juga dikenal sebagai biduan, penyiar radio, dan aktris film dan teater. Kini, Sita tampil lagi dalam pertunjukan
Opera Tari Gandari. Dia akan berperan sebagai narator.
Ditemui saat konferensi pers Opera Tari Gandari yang berlangsung di JS Luwanda, Kuningan Kamis (4/12), Sita menyatakan bahwa alasannya ikut serta pentas seni ini adalah karena skalanya cukup besar dan lintas negara.
“Saya juga akan menjadi narator bersama Landung Simatupang, saya
nge-fans sekali sama dia, juga Yudi dan Tony. Tentunya saya bisa banyak belajar juga dari sini, sebuah pengalaman yang saya tidak dapat bayar dengan apa pun," kata Sita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun penyanyi ini tidak akan ikut melantunkan suara indahnya untuk menyanyi, "Tidaklah, saya hanya akan menjadi narator. Karena musiknya sendiri musik kontemporer, tingkat kesulitannya pun sangat luar biasa," katanya.
Meskipun sudah lama berkecimpung di dunia hiburan, Sita menganggap bahwa turun ke panggung pertunjukan adalah hal yang sulit. "Saya selalu menganggap saya adalah pemula dalam bidang yang bukan menyanyi, apalagi saya menjadi narator. Kesulitannya adalah menjadi intonasi dan nadanya seperti apa, tantangannya juga adalah mengetahui sosok Gandari itu siapa."
Menurut Sita, meskipun hanya sebagai narator ia perlu mendalami seperti apa dan siapa Gandari itu sebenarnya agar ia dapat menarasikannya dengan lebih jelas dan tahu
Opera Tari Gandari itu apa sebenarnya. "Selain itu tantangannya adalah karena ada narasi, nyanyian, tari, dan juga paduan suara jadinya memikirkan bagaimana ini semua menjadi satu. Bagian ini siapa yang masuk," Sita menjelaskan.
Untuk mendalami kisah Gandari ini, Sita juga melakukan riset tentang Mahabarata sendiri. "Saya dulu membaca komik Mahabarata saat masih kecil, pernah sempat nonton filmnya juga. Namun karena tidak mendalami jadi saya perlu berdiskusi dulu, jadi saya baca buku tentang Mahabarata, bahkan buku tentang pemahaman perempuan-perempuan di Mahabarata itu seperti apa," Sita menjelaskan.