Jakarta, CNN Indonesia -- “
Kau harus bisa bisa berlapang dada. Kau harus bisa bisa ambil hikmahnya. Karena semua semua tak lagi sama. Walau kau tahu dia pun merasakannya.” Sebait lirik lagu
Lapang Dada dari album teranyar Sheila on 7 ini terasa menyentuh.
Terlebih melihat video klipnya yang menampilkan dua kejadian yang saling bertentangan: pertemuan dan perpisahan. Ternyata kisah nyata di balik lagu yang diciptakan Eross (gitaris) ini pun tak kalah menyentuh.
"Lagu ini memiliki pesan: kadang kita harus merelakan kehilangan sesuatu untuk dapat
move on. Lagu ini bercerita tentang hubungan saya dengan ayah saya almarhum," kata Eross saat acara peluncuran album di Hard Rock Cafe, SCBD, Jakarta(10/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikisahkan oleh Eross, walaupun ia sudah merelakan kepergian sang ayah yang meninggal pada 2000 lalu, perasaan kehilangan itu muncul lagi saat ia memiliki seorang anak. Semakin ia menyayangi anaknya, semakin ia mengingat orang tuanya.
"Perasaan sayang sama anak saya mungkin sama dengan yang dirasakan ayah saya waktu itu, cuma cara komunikasinya yang kurang," Eross mengenang. Diakui Duta (vokalis), lagu ini bertema berat, namun tidak ada paksaan penggemar untuk mengikutinya.
Lapang Dada menjadi lagu andalan di album teranyar,
Musim yang Baik. Album ke-18 ini menandai 18 tahun perjalanan karier band asal Yogyakarta yang juga dikenal dengan nama So7. Diakui Duta, album baru ini mengemas tema cinta dengan lebih bervariasi.
"Yang mengikuti kami dari awal pasti tahu, meski
basic-nya cinta tetapi lebih bervariatif," kata Duta. Agaknya keberagaman ini juga menular ke penampilan personel So7. Sebagaimana terlihat di video klip
Lapang Dada, keempatnya tampil lebih dewasa dan necis.