Jakarta, CNN Indonesia -- Jika dihitung-hitung, ada berapa banyak film laris 2014 yang menempatkan perempuan sebagai pemeran utama? Jawabannya, sangat sedikit. Menurut data
Box Office yang dikutip CNN, karakter menonjol perempuan di perfilman hanya 18 persen dari 50 film terlaris tahun ini.
Meski
The Hunger Games dibintangi kuat oleh Jennifer Lawrence, ia dikepung
Guardians of the Galaxy, Captain America: The Winter Soldier, dan
X-Men: Days of Future Past yang menonjolkan karakter laki-laki. Bahkan bintangnya kebanyakan aktor berkulit putih.
Mengutip CNN, dominasi pria di industri perfilman Hollywood sejatinya bukan hal baru. Itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Pada 2013, pemain pria membintangi 80 persen film laris yang dirilis. Setahun sebelumnya, mereka mendominasi di 84 persen film
box office. Bahkan pada 2011, dominasinya 88 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, jika ditelaah lebih jauh bioskop didominasi perempuan. Tahun 2013, menurut data Motion Picture Association of America, tiga dari lima film terlaris di bioskop dunia lebih banyak ditonton perempuan. Yakni,
The Hunger Games: Catching Fire, Despicable Me 2, dan
Monster University. Dua film yang lebih banyak ditonton pria:
Man of Steel dan
Iron Man 3.
Selera perempuan soal film juga sering tak terduga. "Pekan pembukaan film
World War Z misalnya, lebih banyak perempuan yang datang ke bioskop daripada laki-laki," kata Phil Contrino, wakil presiden dan kepala analis situs
Box Office, seperti dilansir halaman CNN.
Bukan hanya menghidupkan bioskop, perempuan juga ada di balik perbincangan di media sosial perkara film. Menurut Susan Cartsonics, kepala Women in Film Foundation perempuan bertanggung jawab atas 60 persen pesan di media sosial.
"Penonton perempuan sangat antusias. Kita menonton film bersama teman perempuan, laki-laki, anak-anak, dan kita ingin mengatakan pada semua bahwa kita tahu tentang itu," ucapnya. Dan itu bukan hanya berlaku untuk perempuan biasa. Aktris pun, saat menonton film tetap ingin berkomentar lewat media sosialnya.
Itu pernah dilakukan Mindy Kaling dan Elizabeth Banks. Mereka berkicau soal
Guardians of the Galaxy di Twitter dan langsung mendapat ribuan favorit dari penggemar. Yang me-
retweet-nya juga sampai puluhan, bahkan ratusan. Artinya, perempuan punya begitu banyak dukungan.
Sayang, itu belum menjadi alasan yang cukup bagi Hollywood untuk membuat film laris yang dibintangi perempuan. Menurut sineas Amerika, Paul Feig masalahnya ada pada kurangnya bahan yang kuat untuk aktris. Ia juga mengatakan, film yang dibintangi perempuan tidak menghasilkan banyak uang secara internasional.
"Saya melihat bahan yang dihasilkan untuk perempuan tidak bagus. Seperti kehilangan karakter yang bijaksana," ia menuturkan.
Ia mencontohkan sebuah film yang muncul tahun 2011,
Bridesmaids. Film itu memunculkan antusiasme yang tak disangka dari penonton laki-laki maupun perempuan. Menurut Feig,
Bridesmaids memang membuka pintu untuk perempuan, tetapi tidak terlalu lebar. "Masih belum cukup peran perempuan di dalamnya, dan itu menyedihkan," Feig mengatakan.
Kristen Wiig, rekan Feig yang menjadi asisten penulis dalam
Bridesmaids mengakui, kemajuan peran perempuan dalam dunia perfilman bisa sangat bagus dengan satu syarat. "Jika para artis tidak bermain istri yang suka merengek atau tetangga yang gila," ujarnya dengan tegas.