Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar pernikahan aktris Cameron Diaz dan personel band Good Charlotte, Benji Madden memang mengejutkan beberapa pihak. Pasalnya selain dilakukan tak lama setelah mengumumkan pertunangan, Cameron juga dikenal sebagai perempuan yang paling enggan diajak menikah.
Dalam beberapa kali wawancara bahkan dia sempat menyatakan agak sangsi dengan hubungan perkawinan. Cameron hanya butuh waktu tujuh bulan setelah bertunangan sebelum menuju ke pelaminan.
(Baca juga: Sah, Cameron Diaz dan Benji Madden jadi Suami Istri)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal selama bertahun-tahun, berganti-ganti pasangan mulai dari Justin Timberlake, Alex Rodriguez, Matt Dillon hingga aktor Jared Leto di tahun 2000, Cameron selalu memandang bahwa institusi pernikahan bukanlah untuk dirinya.
Seperti dilansir oleh PopSugar, apa yang dilakukan Cameron mirip yang dilakukan oleh George Clooney pria yang sempat diduga bakal jadi lajang abadi sampai akhirnya bertemu dengan Amal Alamuddin.
Berikut beberapa kutipan ungkapan keengganan Cameron untuk menikah dari beberapa media.
1. “Saya pikir kesalahan pemahaman besar dalam masyarakat kita adalah bahwa kita seharusnya bertemu dengan jodoh kita saat berusia 18 tahun, dan kita semestinya menikah dengan jodoh tersebut dan mencintainya sepanjang sisa hidup kita. Omong kosong.” (Stylish, 2010)
2. “Saya tak sedang mencari suami atau pernikahan atau segala macam tentang perkara itu. Saya hidup, tidak memikirkan apa yang seharusnya atau tidak seharusnya saya lakukan dalam hidup kita.” (Marie Claire, 2014)
3. “Siapa yang ingin bersama seseorang selama 80 tahun? Kenapa tidak memutuskannya lebih pendek? Saya pikir orang ketakutan menikah tapi menghabiskan 20 atau 30 tahun tidur dengan orang yang sama. Jika itu yang terjadi, jangan lakukan. Cari seseorang tinggal bersama selama lima tahun lalu lima tahun lagi. Hidup itu panjang, jika beruntung cinta bisa ada selamanya, tapi kita tidak selalu hidup dengan orang yang kita cintai selamanya.” (Stylish, 2010)
4. Keajaiban dan romansa pernikahan yang besar sama sekali tak berpengaruh padaku. Saya pikir saya tak kan bisa melakukan hal yang sebegitu mewah. Saya bukan seorang perencana. Saya bisa saja menelpon seorang pria 20 menit sebelum berangkat ke gereja dan bertanya ada yang bisa datang tidak. Jadi kira-kira seperti itulah akhir pernikahanku.” (Parade, 2010)
5. “Saya pikir kita harus punya aturan kita sendiri. Saya tak berpikir kita seharusnya hidup dalam hubungan berdasarkan tradisi lama yang tak lagi cocok dengan dunia kita saat ini.” (Maxim, Juni 2011)
6. “Saya pikir saya akan menikah dan punya dua orang anak, saat saya berusia 21 tahun. Saya pikir saya harus meniru hidup ibu saya. Tapi kemudian karirku menanjak juga ada beberapa hal yang ingin aku lakukan. Jadi mimpiku untuk menikah sudah hancur sejak dini. Sejak saat itu saya tak pernah punya rencana dalam hidupku.” (Redbook, 2012)
7. “Saya pikir banyak orang menikah dengan orang yang tak penuh cinta lagi pada mereka. Saya cuma tak akan menikah dengan orang yang nantinya akan saya ceraikan. Tapi kalau kami putus hubungan asmara saya akan melanjutkan hidup saya.” (Elle, 2011)
8. “Banyak orang terburu-buru menikah karena ada yang mengatakan pada mereka, ‘ini adalah kebahagiaan yang timbal balk’. Lalu mereka menikah dan menyadari, ‘bagaimana mungkin ini membuatku bahagia. Saya tersiksa!’. Saya tak tahu bahwa ada orang yang secara alami cuma punya satu pasangan. Kita semua punya insting hewani. Tapi kita hidup di masyarakat yang yakin bahwa kita harus menikah.” (InStyle, 2014)
(utw/utw)