Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus penembakan 12 pegawai Charlie Hebdo di Perancis menyeret empat kartunis ternama di dunia. Keempatnya memang terkenal di publik Perancis dan dunia sebagai kartunis satir yang kerapkali kontroversial.
Berikut profil singkat keempat kartunis korban penembakan biadab tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran 21 Agustus 1967 ini telah menjadi jurnalis Charlie Hebdo sejak 1992 dan diangkat menjadi pemimpin redaksi media tersebut sejak 2009.
Pria yang akrab disapa Charb ini selain menjadi jurnalis majalah satir, pernah bekerja di berbagai media seperti L'Echo des savanes, Telerama, L'Humanite.
Kartunis asli Perancis itu sering menghasilkan karya kartun berupa feature yang menyuarakan kritik, salah satunya adalah Maurice et Patapon. Daniel Leconte, seorang yang pernah membuat dokumenter mengenai Charlie Hebdo, menggambarkan sosok Charb sebagai sosok yang ramah, lucu, dan bukan doktriner.
Charb memang terkenal seringkali membuat kartun satir yang kontroversial. Dirinya termasuk yang mendukung kebebasan berpendapat.
Larangan menggambar sosok Nabi Muhammad oleh Pemerintah Perancis pernah dilanggarnya pada 2012 yang mengakibatkan kantor media tersebut dibom oleh golongan ekstrimis Islam dan membuatnya menjadi target dari Al-Qaeda.
Seniman Paris kelahiran 13 Januari 1938 ini adalah lulusan seni dari Ecole Estienne Paris dan telah mempublikasikan karyanya sejak 1954 di media lokal. Ia lebih sering dipanggil dengan Cabu dan pernah mendirikan media bernama Hara-Kiri setelah ia bertugas militer di Aljazair.
Leconte menggambarkan Cabu sebagai sosok seniman, penyair, dan wartawan yang baik. Cabu selalu menggambar dan membuat sketsa di mana pun ia berada.
Dirinya seringkali menggambar politisi, seperti dalam karyanya Zero Croissance yang menggambarkan Presiden Perancis, Francois Hollande dengan pakaian penjaga pantai dan membiarkan orang-orang yang berenang akan tenggelam.
Ia selalu menggambarkan topik-topik hangat yang sedang dibicarakan, termasuk penggambaran sosok Nabi Muhammad. Pria keturunan Yahudi ini lahir di Tunisia pada 28 Juni 1934. Setelah orang tuanya memiliki masalah di Polandia dan Italia, ia pindah ke Paris dan belajar arsitektur, kemudian beralih menjadi kartunis.
Seniman dengan nama lengkap Georges David Wolinski tersebut memulai menjadi kartunis di media Rustica pada 1958. Leconte menjabarkan sosok Wolinski seperti Charb, mencintai kebebasan berpendapat, kehidupan, alkohol, dan perempuan.
Wolinski termasuk seniman yang produktif dan menggambar karikatur tanpa merasa ada hal yang dianggap tabu, entah gerakan feminis ataupun agama.
Ia juga pernah tercatat sebagai pemimpin redaksi Charlie Hebdo dari 1961 hingga 1970. Dirinya pernah mendapatkan penghargaan Legion of Honour, gelar kehormatan tertinggi yang ada di Perancis, pada 2005. Kartunis yang sudah bergabung dengan Charlie Hebdo sejak 1980 ini lahir di Paris pada 1957. Verlhac lebih dikenal dengan nama penanya, Tignous.
Menurut harian Le Monde, Tignous adalah orang termuda yang masuk dalam tim kartun Charlie Hebdo. Leconte menggambarkan sosok yang juga kontributor majalah Marianne dan Fluide Glacial itu sebagai pribadi yang lebih pemalu namun memiliki karya yang sangat dinamis.