Jakarta, CNN Indonesia -- Sementara Malaysia melarang dan aktivis antikekerasan menggalakkan gerakan boikot terhadap
Fifty Shades of Grey, daerah yang selama ini dianggap 'alim' justru tak sabar menantinya. Yang dimaksud adalah daerah selatan serta barat daya Amerika, terutama Mississipi.
Berdasarkan data Fandango, situs tiket bioskop yang sudah mulai menjual
pre-sale Fifty Shades of Grey, penjualan di Mississipi empat kali melebihi ekspektasi. Begitu pula dengan kota-kota seperti Arkansas, Virginia Barat, Kentucky, Louisiana, serta Alabama.
Data itu cocok jika disandingkan dengan survei Bloomberg Business soal pembaca novel
Fifty Shades of Grey. Mengutip Huffington Post, pembaca dari negara-negara itu menjadikan novel karya E.L. James yang kemudian difilmkan Sam Taylor-Johnson, sebagai
rating tertinggi di Goodreads, sejak 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, Mississipi termasuk daerah yang dikenal taat beragama. Mainan seks di sana masih dianggap ilegal. Alabama juga terang-terangan melarang kegiatan seks ekstrem.
Yang dilarang di itu, justru menjadi inti cerita dalam
Fifty Shades of Grey. Film itu mengisahkan percintaan erotis antara Christian Grey, pengusaha muda yang kaya raya, dengan mahasiswa tingkat akhir Sastra, Anastasia Steele. Keduanya terlibat bukan sekadar asmara, tetapi juga seks ekstrem.
Christian, yang diperankan dalam film oleh Jamie Dornan, menganut BDSM (
Bondage, Discipline, Sadism, Masochism). Ia mengajak Anastasia, yang dimainkan Dakota Johnson, ke dalam dunianya. Christian diceritakan memiliki 'ruang bermain' khusus, berisi banyak peralatan seks ekstrem.
Film
Fifty Shades of Grey memvisualisasikan imajinasi erotis dalam novelnya. Diperlihatkan kedua tokoh utamanya beradegan seks, dengan Ana diikat di tempat tidur, ditutup matanya, dan Christian membelai punggungnya dengan cambuk.
Tampaknya itu justru membuat penasaran banyak orang.
Fifty Shades of Grey, yang disebut sebagai film mainstream beradegan seks terbanyak, ternyata juga terlaris di Fandango, bahkan sebelum ia dirilis pada 13 Februari. Ia disebut sebagai film berlabel R (
Restricted) dengan pertumbuhan penjualan tercepat.
Hampir 60 persen penjualan tiket di Fandango pada Kamis (5/2) adalah untuk
Fifty Shades of Grey. The Hollywood Reporter memprediksi, film itu akan menghasilkan US$ 45 juta atau Rp 571 miliar dalam pekan pembukaannya.
"
Fifty Shades of Grey adalah fenomena lintas negara," kata Kepala Koresponden Fandango, Dave Karger dalam keterangan persnya yang dikutip Time. "Itu juga menjadi film laris yang mengejutkan di daerah-daerah selatan, mengindikasikan bahwa antisipasi atas film ini juga lintas daerah."
(rsa/sip)