Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki seorang putra yang berprofesi sebagai chef dan pemilik restoran terkenal di Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS), ternyata tak berefek apa pun bagi Harrison Ford. Ia tetaplah “aktor yang rajin berdiet.”
Sang anak, Ben Ford, terkenal dengan sajian masakan daging yang kaya cita rasa. Restorannya, Ford’s Filling Station (FFS) di J.W. Marriott LA Live, tak pernah sepi pengunjung. Sejumlah media terbitan AS pun memuji masakan dan restorannya.
Harrison yang terkenal lewat perannya di film
Indiana Jones sangat menjaga kebugaran tubuh. Sang aktor mengomsumsi sedikit masakan daging. Tak heran Harrison tetap berpostur atletis, sementara Ben—seperti kebanyakan chef—berbadan gemuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kadang-kadang, ayah memberi saya kesempatan untuk merusak dietnya,” kata Ben sebagaimana dikutip People. “Sebenarnya ayah menyukai masakan daging panggang, tapi hanya masakan ayam yang simpel. Ayah juga menyukai atmosfer selasar belakang FFS.”
“Makin menua, seseorang makin menyempurnakan dietnya. Begitu pun ayah,” kata penulis buku
Taming the Feast: Ben Ford’s Field Guide to Adventurous Cooking. “Ayah tergolong ketat dalam berdiet. Bisa jadi lebih ketat dibanding diet pada umumnya.”
Suatu kali, Harrison mengalami cedera saat syuting film, dan Ben memuji kemampuan ayahnya sembuh dalam tempo singkat. “Soal pekerjaan, ayah sangat berdekasi tinggi. Ia serius menyembuhkan diri, karena ingin segera kembali ke lokasi syuting.”
Rumah Beratmosfer KreatifBagi Ben, memasak tak ubahnya membuat prakarya. Soal kreatif, Ben memang mewarisi keterampilan sang ayah, yang pernah berprofesi sebagai tukang kayu sebelum meniti karier sebagai aktor. Juga sang ibu yang seniman dan hippie.
“Edukasi dengan kedua tangan sangat penting bagi kami. Karya seni pun sangat penting bagi kami. Dengan begitu, orang akan mendapati karya autentik melalui tangan-tangan kami,” kata Ben dalam sebuah wawancara.
Sebagai chef, Ben juga dianggap berhasil mengusung konsep orisinal gastropub. Atas kreativitasnya mengkreasikan makanan sehat, lezat dan nikmat, Ben diganjar penghargaan Cochon555. Siapa mengira sebelumnya Ben pernah menjadi atlet bisbol?
Gara-gara cedera, Ben banting stir, kuliah di University of Dijon, Perancis. Lalu, kembali ke AS, dan melanjutkan kuliah di California Culinary Academy, San Francisco. Dengan bekal edukasi mumpuni, ia memberanikan diri membangun restoran.
Pengalaman tinggal di Perancis membuatnya tertular tradisi setempat: membuat masakan fresh, bukan makanan cepat saji seperti di AS. Kekhasan sajian Ben: kombinasi teknik memasak Amerika-Perancis atau Amerika-Mediterania.
(vga/vga)