Jakarta, CNN Indonesia -- Nyaris 65 tahun sejak film Indonesia pertama dibuat pada 30 Maret 1950.
The Long March, karya yang menjadi tonggak sejarah perfilman nasional. Sayang, perjalanan panjangnya hingga saat ini belum juga menemukan ujung nan cerah. Kondisi perfilman kita masih kembang-kempis.
Para sineas pun tak ingin memperingati 65 tahun film nasional dengan berhura-hura. Panitia Hari Film Nasional yang diketuai sutradara Lance Mengong menggandeng Joko Anwar, Wulan Guritno, Reza Rahadian, serta beberapa sineas lain menggagas empat program utama. Itu akan dilakukan selama setahun ke depan.
Program itu diberi slogan
Ayo Nonton Film Indonesia. "Ada empat program utama. Gerakan Ajak Masyarakat ke Bioskop, Stop Pembajakan, Peningkatan SDM Perfilman, dan Preservasi Film," ujar Lance saat ditemui di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sudirman, Jakarta, Kamis (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak hanya ingin senang-senang menyambut Hari Film Nasional, tetapi juga ada hal kontinu yang dilakukan," ujar Wulan menambahkan.
Gerakan Ajak Masyarakat ke Bioskop akan dilakukan tepat pada Hari Film Nasional, 30 Maret 2015. Pada hari itu, seluruh bioskop di Indonesia memutar film nasional. Seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di dunia pun memutar film nasional.
Film Indonesia juga akan diputar di flight service. Untuk menjangkau masyarakat yang tidak bisa mengakses sinema, akan ada 60 mobil untuk bioskop keliling di seluruh Indonesia. Duta film pun akan dikirimkan ke 10 sekolah di Kupang, Manado, Pekalongan, Bandung, Pontianak, Makassar, serta Tangerang Selatan.
Ada pula Program Stop Pembajakan, yang berupa lomba membuat film pendek bertema "Mengapa harus bayar nonton film Indonesia? Kenapa tidak
download saja?" Film yang menang akan ditayangkan setiap menjelang film diputar di bioskop.
"Pembajakan memang masih susah untuk dihabiskan, terutama karena teknologi digital yang ada sekarang. Tetapi yang ingin kami bangun adalah kesadaran masyarakat," ujar Lance. Ia juga ingin, seperti di India, menonton merupakan kebutuhan budaya masyarakat.
Selain itu, ada program Peningkatan SDM Perfilman. Itu akan ditempuh dengan menerjemahkan buku-buku perfilman yang dapat menjadi ilmu tambahan bagi para sineas nasional. Program itu dipegang oleh Joko Anwar.
"Masalah terbesar film Indonesia, banyak yang tidak memiliki
skill yang cukup dalam membuat film," kata sutradara
Modus Anomali itu.
Sedangkan program Preservasi Film merupakan pengumpulan dana untuk preservasi film-film lawas. Selama ini, film-film itu butuh dana sekitar Rp 2 miliar setiap kali preservasi. Wulan Guritno yang akan bertanggung jawab dalam program itu. Film yang terpilih untuk dipreservasi, sementara ini adalah
Tiga Dara."Film adalah bagian dari sejarah bangsa, maka dari itu perlu kita lakukan preservasi film."
Acara puncak Hari Film Nasional diisi dengan nonton bareng film nasional bersama Presiden Joko Widodo di Istana Presiden. Hanya akan ada 100 orang yang diundang dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, mengingat kapasitas Istana Presiden yang terbatas.
(rsa/vga)