Jakarta, CNN Indonesia -- Di saat semua orang bersiap untuk merayakan Record Store Day (RSD) pada bulan April ini, band
post-grunge asal Inggris, Drenge, malah berpendapat kalau perayaan RSD sudah tidak penting lagi.
Drenge, yang beranggotakan Eoin dan Rorry Loveless serta Rob Graham, mengatakan kalau awalnya mereka semangat dalam menyambut RSD, namun menjadi tidak dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Awalnya RSD adalah ide yang bagus untuk membuat orang kembali menghargai rekaman fisik. Piringan hitam pun menjadi populer. Tapi kegiatan tersebut kini hanyalah omong kosong," kata Eoin seperti yang dikutip dari
NME pada Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lihat saja situs eBay, harga piringan hitam sangat tinggi dan tidak masuk akal sekarang," lanjutnya. Jika personel band luar negeri saja menganggap harga piringan hitam sudah tidak masuk akal, bagaimana dengan Indonesia?
Tidak hanya menjadi terlalu komersial, Drenge juga menilai kalau RSD tidak menguntungkan label rekaman kecil.
Sebelumnya diberitakan kalau dua label rekaman di Inggris, Sonic Cathedral dan Howling Owl, memboikot RSD tahunan dan akan merayakannya setiap hari.
"Setiap hari kami akan merilis rekaman fisik baru di beberapa toko dan situs recordstoredayisdying.com untuk membuktikan kalau RSD perlu dirayakan setiap hari. Kami tidak ingin RSD menjadi bagian dari industri," tulis pernyataan resmi Sonic Cathedral dan Howling Owl.
Foo Fighters dan Mumford & Sons adalah sebagian dari para musisi yang akan merilis karya eksklusif mereka tahun ini.
Tidak hanya di luar negeri, RSD juga ramai dirayakan di Indonesia.
Dari akun Twitter @RSDIndo, RSD tahun ini akan dirayakan di Gedung Bara Futsal, Jakarta, pada 18-19 April 2015.
[Gambas:Youtube]
(ard/ard)