Jakarta, CNN Indonesia -- Memerankan Syaza di film
Cinta Selamanya, Shaloom Razade merasakan beberapa kesulitan. Maklum saja, ini merupakan kali pertama ia berakting di layar lebar.
Shaloom mengaku sulit memerankan tokoh Syaza karena dirinya memiliki karakter yang berbeda.
"Sebenarnya agak susah karena bertolak belakang sama aku. Aku orangnya
rame, dia itu rada
diem, mungkin karena belum kenal," kata Shaloom saat ditemui usai konferensi pers filmnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghadapi kesulitan ia pun tidak tinggal diam. Ia mencoba mengatasi kesulitannya itu dengan mengobrol bersama Syaza yang asli. "Aku sempat kenalan, orangnya baik. Aku bawa perannya coba semirip mungkin," kata Shaloom.
Salah satu
scene yang paling sulit, menurutnya, ketika ia menangis.
"Ada satu
scene aku nangis. Alhamdulillah, bisa satu dua
take." Saat itu, ia mengaku hanya membayangkan hal-hal yang sedih saja untuk mendapatkan akting yang mantap.
Selain merasa kesulitan memerankan tokoh Syaza, Shaloom juga merasa tegang lantaran tawaran film yang pernah datang sebelumnya sempat membuatnya mundur.
"Aku sempat tegang apalagi film yang sebelumnya enggak jadi," ujarnya.
Pada 2014 lalu, Shaloom pernah diminta menjadi salah satu pemain inti dalam film
Hijab in Love. Namun, sebelum syuting di mulai, Shaloom menyatakan mundur.
"Sebenarnya aku enggak mau, karena enggak mau bolos sekolah. Aku enggak mau
miss anything from school," ujar putri Wulan Guritno dan Atilla Syach.
Kini, saat kembali mendapat tawaran film, ia pun memutuskan untuk menerima tawaran Fajar Nugros dan tim memerankan tokoh anak dari penulis Fira Basuki. "Mereka bikin janji sama mama kalau aku enggak bakal bolos sekolah," ujarnya.
Tapi sayangnya, pertahanan Shaloom runtuh juga. Di tengah proses syuting pun ia mengaku membolos sekolah.
"Sempat tiga hari bolos, sih," katanya diikuti dengan tawa. Meski ia mengaku sekolahnya fleksibel, namun, Shaloom tidak berani bolos terlalu lama lantaran nantinya ia akan merasa kesulitan untuk mengejar pelajaran.
"Mata pelajarannya kan luar negeri yang lebih banyak lagi dari di sini, sulit aja kalau
catch up tiga hari. Tiga hari aja cukup," kata perempuan kelas 2 SMA itu.
Mulai terjun ke dunia hiburan, Shaloom mengaku tidak ada paksaan dari pihak mana pun, apalagi mamanya. Sekalipun Wulan tidak membatasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Shaloom.
"Mama bebas, apa aja dia
support. Kalau aku mau ya udah, kalau enggak mau ya udah," ujarnya mengungkapkan.
(vga/vga)