Jakarta, CNN Indonesia -- Selebriti dunia tengah mengumandangkan nama Presiden Joko Widodo. Bukan karena Indonesia baru saja menorehkan suatu prestasi, melainkan melaksanakan hukuman mati. Banyak pihak yang menghujat keputusan Jokowi mengabaikan protes dunia, dan melangsungkan eksekusi mati.
Salah satunya adalah Guy Pearce, aktor dan musisi asal Australia. Bintang
Iron Man 3 itu menyebut nama Jokowi sebagai "President Widodo" saat mencuitkan perasaannya tentang warga Australia yang dieksekusi mati. "
Really? You are going to kill our boys, are you President Widodo? That's the world we live in, is it? I am sorry, what century are you in, brother?" tulisnya.
Pearce juga ikut bersama selebriti lain seperti pemenang Oscar Geoffrey Rush, Bryan Brown, dan Joel Edgerton membuat video yang ditujukan pada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Selasa (28/4) mereka berharap Abbott ke Indonesia dan menghentikan eksekusi mati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal itu, Pearce juga berkicau di Twitter-nya. "
Just to be clear, my issue regarding Andrew and Myuran facing the death penalty is with the Govt enforcing it, not ours trying to stop it," tulis Pearce menjelaskan pendapatnya.
Saat delapan terpidana mati, termasuk Andre dan Myuran dieksekusi Rabu (29/4) dini hari, Pearce langsung mengungkapkan kekecewaannya.
Kekecewaan yang sama diungkapkan band The Temper Trap. Beberapa jam sebelum eksekusi mati, mereka mengunggah cuitan di Twitter yang juga menyebut nama Jokowi. Mereka mengatakan dengan tegas, darah akan ada di tangan Jokowi jika benar mengeksekusi mati duo Bali Nine.
The Temper Trap menyatakan keprihatinannya, karena sampai menjelang akhir hayat duo Bali Nine tidak juga diberi keadilan. Menurutnya, itu terbukti dari penolakan Indonesia menyediakan penasihat spiritual yang diminta Andrew dan Myuran menjelang dieksekusi.
Sebelumnya, Februari lalu The Temper Trap sudah pernah meminta Jokowi membatalkan keputusan eksekusi matinya. Melalui Twitter mereka menolak keputusan itu. The Temper Trap bahkan mengunggah video ke YouTube yang berisi tentang anak-anak muda melawan putusan mati.
Bukan hanya musisi dan aktor, seniman asal Australia, Ben Quilty juga menghujat Jokowi. Melalui Facebook Quilty menyatakan, keputusan Jokowi mengeksekusi dua saudaranya, Andrew dan Myuran bisa saja membunuh imajinasi mereka, tapi takkan mematikan kenangan yang ada.
Keluarga, sahabat, dan semua orang yang pernah dikenal Andrew dan Myuran akan tetap mengenang mereka. Quilty sendiri berjanji menentang keputusan hukuman mati seumur hidupnya kelak.
(rsa/vga)