Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menggelar akad nikah dengan konsep yang tidak biasa, Andien ternyata menyiapkan konsep resepsi yang unik pula.
Andien menggunakan konsep Betawi peranakan untuk resepsinya yang dilangsungkan tadi siang di Tugu Kunstkring, Menteng, meskipun baik ia ataupun sang suami bukan keturunan Betawi.
"Saya inikan campuran Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan Ippe campuran Manado dan Malang, tapi karena kami terobsesi dengan etnik dan ingin yang berhubungan ke arah Betawi peranakan," kata Andien ketika ditemui di persiapan resepsinya (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andien tampil menawan dengan kebaya khas betawi-Tionghoa berwarna merah. Sang suami, Ippe, juga mengenakan baju berwarna merah dipadu padan dengan kain batik yang dilingkari sepanjang pinggang.
Pelantun Gemintang tersebut mengaku tidak ingin mengadakan pesta pernikahan yang mewah dan besar ataupun di gedung selayaknya para selebrita lainnya.
Ia beralasan bahwa pernikahan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing mempelai. Dan keinginannya bersama Ippe adalah yang intim dan berbaur dengan sahabat yang telah mendukung kisah cinta mereka berdua. Kurang lebih sebanyak 125 undangan yang akan datang ke tempat resepsi tertutup ini.
"Orang tua saya sudah sangat senang saya menikah, yang terpenting bagi mereka syariatnya terjalankan dengan baik," kata Andien.
"Lagipula saya sudah memasuki semua gedung yang dipakai untuk pernikahan, Andien pun sama, jadi kalau di dalam gedung serasa kerja bukannya nikah, kami ingin memisahkan pekerjaan dan pernikahan," tambah Ippe.
Andien menikah dengan kekasihnya selama 2,5 tahun ini yang merupakan seorang fotografer, Ippe, pada 27 April silam. Pernikahan mereka dilaksanakan di Pine Forest Camp, Lembang Bandung dengan konsep menyatu dengan alam.
Penyanyi berbadan mungil tersebut pun menggunakan dua konsep dalam pernikahannya, akad nikah dengan balutan adat jawa dan resepsi kecil dengan tema internasional ala Inggris.
Bahkan Andien dan Ippe melakukan pengucapan janji suci di altar dengan latar belakang Gunung Tangkubanparahu dan dilanjutkan dengan testimoni dari para keluarga dan sahabat. Setelahnya, baru acara makan bersama dengan tema out door dan makanan ala rumahan.
"Ketika akad dilangsungkan, benar-benar syahdu dan tenang sekali, saya hanya mendengar suara daun-daun bergesek, suara jangkrik, deru angin, ketika Ippe mengucapkan akad, seolah-olah seluruh alam mengamini akad tersebut." kenang Andien.
Dalam mempersiapkan konsep pernikahan yang ia sebut
Rough Wedding ala cowboy tersebut, Andien dan Ippe pun kerap kali berbeda pendapat. Namun, keduanya menikmati proses yang mereka tempuh.
"Banyak banget konfliknya, tetapi saya seneng banget dengan konsep ini. Sempet kagok juga ketika banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi alhamdulillah banyak sahabat yang membantu kami." kata Ippe.
(end/utw)