Jakarta, CNN Indonesia -- Grup a capella peraih Grammy Awards 2015, Pentatonix (PTX), menunjukkan keajaiban bakat mereka di hadapan tiga ribu penggemarnya di Balai Kartini, Jakarta, tadi malam (3/6).
Sejak sore hari, para penggemarmya, Pentaholic, telah memadati Balai Kartini untuk melihat idola mereka yang selama ini hanya dapat dilihat di YouTube dan album Pentatonix. Konser hari pertama tersebut dimulai tepat waktu pukul 20.00 WIB.
Pentatonix (PTX) yang beranggotakan Scott Hoying, Mitch Grassi, Kristie Maldonado, Avi Kaplan, dan Kevin Olusola ini membawakan 20 lagu, baik lagu orang lain maupun ciptaan mereka sendiri, yang diambil dari tiga album mereka,
EP PTX Volume 1, Volume 2, dan album Natal yang dirilis tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelima pemuda yang berasal dari Texas tersebut memulai konser perdana mereka dengan intro dan dua lagu pembuka yang langsung membuat para Pentaholic menjerit tak karuan. PTX membawakan
Problem dari Ariana Grane dan medley lagu-lagu Beyonce.
Tanpa alat musik apa pun, hanya bermodalkan mulut dan mikrofon, Scott dan kawan-kawan menampilkan konser mumpuni, tak kalah dengan penyanyi yang membutuhkan instrumen musik segudang. Panggung PTX terbilang sangat sederhana untuk sebuah konser tur dunia, namun dengan permainan cahaya dan desain yang futuristik, sanggup membuat mata terbelalak.
Kualitas suara tak perlu diragukan. Tiga lagu di awal belum menunjukkan kualitas sesungguhnya dari pemenang kontes pencarian bakat
Sing It Off ini. Soal kreativitas, aransemen yang mereka gunakan nyaris sempurna dengan tingkat harmonisasi yang tinggi, mereka menggabungkan
beatbox, a capella, permainan
pitch, rap, dan paduan suara dalam waktu yang bersamaan.
"Hello Indonesia! Kami sebelumnya mencari tahu tentang Jakarta dan Indonesia, karena kami mendengar bahwa antusias di sini sangat tinggi dan sejauh ini itu terbukti," kata Scott membuka sapaan yang disambut teriakan jejeritan Pentaholic yang kebanyakan remaja tersebut.
"Teriakan yang mengagumkan! Kalian sangat mengagumkan! Saya sangat menyukainya!" timpal Mitch.
Kelima pemuda tersebut tampil secara sederhana, Scott, Kevin, dan Avi berbalut kemeja dan celana panjang gelap. Sedangkan Mitch berkostum lebih santai, kaos putih dengan celana pensil gelap dan poni lempar yang menjuntai. Sedangkan Kristie tampil cantik dan seksi dengan baju lengan pendek putih dan celana mini hitam yang ditutup bagian depannya dengan kain berwana senada.
Ketika lagu mulai mengalun kembali,
beatbox dan bass dari Avi dan Kevin berpadu dengan nada tenor Mitch berlatar sopran dari Kristie, disusul dengan bariton Scott, tak ada lagi yang dapat mengalihkan penonton dari penampilan enerjik, santai, dan akrab dari Pentatonix.
Beberapa lagu terkenal diaransemen ulang oleh PTX, seperti
Telephone dari Lady Gaga,
La La Latch dari Sam Smith,
Rather Be dari Clean Bandit,
Four Five Seconds dari Rihanna, Paul McCartney dan Kanye West;
Breakfree dari Ariana Grande,
Uptown Funk dari Mark Ronson dan Bruno Mars, serta lagu pamungkas yang membuat nama mereka melejit bak roket ke bulan,
Daft Punk.Lagu karya mereka sendiri pun tak lupa dipertunjukkan oleh PTX. Beberapa lagu asli seperti
On My Way Home dan
That's Christmast to Me ikut dibawakan secara apik oleh grup pemenang Aransemen Instrumental atau A Capella Terbaik Grammy Awards 2015.
Lagu
That's Christmast to Me bahkan dibawakan tanpa menggunakan mikrofon, sehingga sebelumnya mereka meminta para Pentaholic untuk meredam suara. Hasilnya? Suara merdu asli mereka menggema hingga ke penonton paling belakang.
"Kalian tahu? Perjalanan kami sangatlah menakjubkan, kami tidak menyangka kalian begitu menyukai karya kami, kami berhasil memenangkan
Sing It Off, mendapatkan label, bahkan tur dunia! Dan tentunya kami memenangkan Grammy! Tahun ini penuh keajaiban," cerita Kristie.
Tidak lupa PTX membawakan
The Evolution of Music, yaitu
medley lagu-lagu yang menjadi ciri khas dari musik dari berbagai jaman mulai dari abad ke-11 hingga 2010. Mereka bawakan
medley tanpa henti, dan tanpa alat musik, dan membuat penonton seolah melintasi zaman dengan sangat cepat.
Berbagai kejutan memang dijanjikan Pentatonix untuk para penggemarnya yang sudah menunggu kedatangan mereka dalam tur dunia perdana ini. PTX memang lebih sering mengadakan tur di Amerika Serikat dan Eropa, dan dalam setiap konsernya, tiket selalu habis ludes terjual.
"Terima kasih sekali atas kedatangannya, kalian sangat baik dan seru," kata Avi dengan nada bass yang seksi. "Kini, kami ingin memberikan hadiah kepada kalian yang beruntung untuk bernyanyi bersama kami,"
Kalimat dari sang suara bass berjambang itu lantas menggerakkan seluruh penonton yang ada di paling dekat panggung untuk mengacungkan jari minta diangkat ke panggung. Dengan lagak bak memilih seorang putri untuk dipinang, Avi menunjuk seorang gadis tambun berambut panjang dan berkaca mata.
Gadis yang bernama Ki tersebut rasanya masih tak percaya ketika dirinya benar-benar di atas panggung, diberi tempat duduk, dan bernyanyi bersama PTX. Bahkan Scott tak segan untuk merayu serta duduk di pangkuan Ki. Jelas momen ajaib itu tak disia-siakan gadis tersebut untuk memeluk pinggang sang personel berambut pirang itu. Aksi keduanya memicu teriakan iri dari para Pentaholic yang lainnya.
PTX menunjukkan kepada penggemarnya bahwa mereka adalah kelompok remaja yang tak jauh berbeda dengan para penggemarnya. Dengan santai, PTX turun dari panggung dan menyapa para penggemarnya yang langsung berebutan mengabadikan momen tersebut. Beragam barang pun diberikan kepada PTX, mulai dari bunga mawar, bahkan celana dan jaket jeans.
"Kalian tahu, sejujurnya konser ini membuat saya terobsesi dengan kalian! Kami harus kembali lagi ke Indonesia!" kata Scott yang disambut histeria Pentaholic.
"Kalian benar-benar indah! Saya ingin mengabadikan kalian dan mengunggahnya di sosial media," kata Mitch yang kemudian mengeluarkan gawai milik Scott yang memiliki
casing berbentuk Pikachu. "Lihat betapa lucunya telepon ini," kata Mitch yang disusul tawa pengunjung.
Daya magis PTX belum usai, ketika jeda menjelang akhir konser, PTX muncul kembali setelah teriakan "
We want more" tak ampuh memanggil mereka dan digantikan dengan nyanyian bersama seluruh Pentaholic sesuai yang diajarkan oleh Scott, Mitch, dan Kristie sebelumnya. Bak paduan suara dadakan, Pentaholic menunjukkan mereka tak kalah solid dari para Directioners, penggemar One Direction.
Nyaris tak ada cela dari konser 1,5 jam yang tiketnya terbilang tak terlalu menguras kantong ini. Konser penyanyi baru yang kemudian menjadi pergunjingan lantaran harus menambah jadwal konser satu hari lagi karena tiket yang ludes namun permintaan masih kelewat tinggi. Setelah konser pertama di Balai Kartini, PTX harus bersiap menghadapi tiga ribu Pentaholic yang telah menunggu keajaiban mulut PTX di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (4/6) sore.
[Gambas:Youtube] (end/vga)