LIPUTAN KHUSUS ULTAH JAKARTA

Anggun: Jakarta Makin Hari, Makin 'Manglingi'

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 11:28 WIB
Saban menginjakkan kakinya kembali di Jakarta, Anggun mengaku pangling dengan perubahan Ibu Kota dari waktu ke waktu.
Anggun paling perubahan Jakarta dari waktu ke waktu. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekalipun bertahun-tahun bermukim di negeri orang, Anggun Cipta Sasmi selalu menyempatkan diri pulang kampung sedikitnya dua kali setahun, terutama saat Ramadan (tengah tahun) dan akhir tahun.

Saban menginjakkan kakinya kembali di Jakarta, penyanyi yang pernah bersekolah di SMPN 216 dan SMAN 68, ini mengaku pangling dengan perubahan Ibu Kota dari waktu ke waktu.

“Jakarta manglingi sekali bukan hanya soal kemacetan,” kata Anggun saat ditemui CNN Indonesia di kawasan Thamrin, Jakarta, beberapa waktu lalu, “juga soal sikap orang-orangnya.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penyanyi yang baru saja merilis single anyar A Nos Enfants (Untuk Anak-anak Kita), pada pekan lalu, individualisme sebagian warga Jakarta semakin terasa sekali.
Kota besar seperti Jakarta yang dihuni keberagaman, di mata Anggun, seharusnya mencontohkan kekompakan, juga saling hormat dan empati, bukannya malah melebarkan jurang perbedaan.

Lalu, Anggun mencontohkan perkara larangan bagi umat Islam untuk mengucapkan ‘Selamat Natal’ kepada umat Nasrani. Ia tak habis pikir mengapa hal tersebut dikatakan haram.

Tak pelak, perkara itu menegaskan sikap individual dan rasial. “Aku lihat, makin ke sini, justru di kota besar kayak Jakarta malah kelihatan makin kayak gitu,” kata Anggun, prihatin.

Anggun sendiri mengaku, dari dulu sampai sekarang, ia berteman dengan siapa saja, tanpa memandang suku, agama, ras, dan  antargolongan (SARA). Sebagai muslim yang pernah menuntut ilmu di sekolah Katolik, ia memahami makna toleransi.
Di luar hal "sensitif" tersebut, juri Asia’s Got Talent ini juga prihatin sikap sebagian orang Jakarta yang kerap pamer harta. Sembari tertawa geli, ia mencontohkan kejadian mobil Ferrari “terjepit” di gang sempit.

“Nggak perlu lah pamer seperti itu,” katanya dengan nada prihatin. “Makin banyak orang, makin kaya, dan makin bikin malu. Ya, Allah. Gusti. Itu bikin prihatin banget.”

Melihat perkara-perkara seperti itu, Anggun pun menyadari kata-kata “sindiran” yang sering diucapkan sesepuhnya di Yogyakarta dan Kroya, saban ia pulang kampung saat Ramadan dan Lebaran.

“Kadang orang-orang di desa mbahku sering bilang, ‘Weh, orang orang kota kelakukannya begini,’” kata Anggun. “Setelah aku enggak lagi tinggal di Jakarta, aku makin ngerti artinya apa.”
Anggun menegaskan, seharusnya warga kota besar seperti Jakarta memberikan contoh baik, dan mendukung program baik dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Justru orang seperti Ahok harus kita dukung. Lihat sendiri kan, orangnya dan pola kerjanya kayak apa. Mau bukti gimana lagi,” kata Anggun. “Orang di Jakarta mestinya memberikan contoh baik.”

Ia pun menyayangkan sikap sebagian orang yang malah menyalahkan dan menyerang Ahok. Menurutnya, sikap tak menginginkan hal baik semacam itu justru salah kaprah.

Terlepas dari segala keruwetan problem Jakarta, Anggun mengaku, masih ada hal lain di sudut Ibu Kota yang membuatnya kangen. Apalagi kalau bukan kuliner favorit.

“Aku kangen banget makan siomay di kantin (RS) Carolus. Mati-matian enaknya!” Dulu, Anggun biasa menyantap jajanan favoritnya ini sepulang sekolah. “Sekarang sudah enggak ada lagi. Nyebelin.”
(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER