Jakarta, CNN Indonesia -- Jika sebagian orang menggantungkan cita-citanya setinggi langit, maka kebanyakan kreator mengembangkan kreativitasnya seluas galaksi—sebagai perumpamaan saking luasnya.
Wujud kreativitas tanpa batas ini bisa kita tinjau di ajang Popcon Asia di Jakarta Convention Center, pada 7-9 Agustus 2015. Tahun ini, Popcon Asia mengusung tema
A Voyage to Creative Galaxy.
Di ajang ini, kita bisa melihat parade karya, hasil kekayaan intelektual (
intelectual property/IP), berupa penemuan, seni rupa, sastra, desain, simbol, imaji, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jumpa pers yang diadakan di kawasan Kebayoran, Jakarta, pada hari ini (25/6), salah satu pendiri Popcon Asia Grace Kusnadi menyatakan misi ajang ini untuk mendukung kreator lokal.
"Membawa karya kreator lokal ke tingkat global. Peserta acara ini berasal dari 10 negara, dan nanti kita akan kembangkan
network," ujar Grace yang juga menjabat CEO Revata.
Di kesempatan yang sama, Program Director Popcon Asia Mayumi Haryoto, memaparkan beberapa program yang akan digelar, termasuk Kosasih Award sebagai bentuk apresiasi terhadap komikus lokal.
"Ada
exhibition pastinya,” kata Mayumi. “Ada area
artist alley. Pengunjung bisa ketemu langsung sama kreator atau artis-artis itu.
Main stage, performance, talk show, launching film dan komik.”
Selain itu, Mayumi menambahkan, “Juga ada Pop Babes, pemilihan wanita menarik,
talented dan
smart yang nantinya jadi Duta Popcon.” Tahun lalu, predikat ini disandang komikus Jasmine Surkatty.
Popcon Asia 2015 diadakan untuk mendorong tumbuhnya lebih banyak kreator untuk berkarya. Lewat ajang ini, para kreator IP berkesempatan maju ke kancah internasional.
 Popcon Asia. Ki-ka: Grace, Mayumi, Dennis, Faza dan Shunny Go. (CNNIndonesia/Nadi Tirta Pradesha) |
"Kami bisa bantu kreator lokal buat show ke publik. Kami kasih platform buat komikus. Kami juga datengin calon partner. Siapa tahu bisa bikin komik di Jepang atau negara lain,” kata CEO Kosmik Shunny Go.
“Kami mengundang artis luar negeri biar kreator lokal tahu standar mereka,” Shunny melanjutkan. “Dari situ temen-temen bisa tahu dan terus berkembang.”
Di ajang ini, juga akan diadakan diskusi dan workshop mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Dalam hal ini menyoroti perlindungan terhadap karya terutama video.
"Pembajakan di video itu sering terjadi. Terutama bajak konsep tanpa membubuhkan siapa pembuatnya,” CEO Layaria Dennis Adishwara. “Nah, nanti akan ada pembahasan soal itu juga di Popcon.”
Dibanding sebelumnya, Popcon tahun ini lebih banyak memunculkan IP komik. Hal ini tak terlepas dari prediksi Dennis bahwa IP komik dan animasi akan banyak yang “lepas landas.”
“Semenjak jayanya Ipin Upin, banyak sekali animation studio lokal ‘panas’ pengen mencoba nyusul mereka," imbuh Dennis seraya mengabarkan bakal ada konvensi mini Popcon untuk kolaborasi penggarapan video.
Selain menggelar konvensi mini, Popcon 2015 juga akan membentuk aliansi komik Asean. Menurut Grace, ide ini sudah dicetuskan sejak lama. Sasaran utama dari aliansi ini adalah membangun network.
"Jadi kami bisa bikin network dan saling belajar,” kata Grace. Sebenernya bukan mau bikin organisasi ya, cuma lebih ke sharing aja. Kalau ada peluang kerja bareng, ya kenapa enggak.”
Lebih jauh Dennis menyatakan soal landasan penting bagi perkembangan produk IP di Indonesia, yaitu akses spot wifi gratis, mengingat begitu maraknya pengguna ponsel pintar.
(vga/vga)