Jakarta, CNN Indonesia -- Inggris Raya dengan segala keunikannya mampu mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Tidak terasa negara tempat kelahiran Kate Middleton ini telah menyumbang banyak pengaruh yang mengglobal, seperti musik, sepak bola, literatur hingga fesyen.
Sudah menjadi negara yang sukses mengembangkan perekonomian kreatifnya, Inggris melalui perusahaan DIAGEO dan British Council (DIAGEO-BC), seakan ingin menularkan kemampuan mereka dalam mengembangkan hal tersebut kepada Indonesia.
Oleh karena itu sejak 2009, DIAGEO-BC sudah mengadakan acara penganugerahaan DIAGEO-BC Social Entrepreneurship Award (SEC). Tahun ini, malam penganugerahaan tersebut sudah digelar di Gedung Arsip Nasional, pada Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen serta dukungan kami untuk pengembangan ekonomi kreatif sekaligus kewirausahaan sosial di Indonesia. Kami ingin mereka mandiri," kata Ace dalam siaran pers.
Sebanyak 184 organisasi yang bergerak di bidang seni, kreatif dan pariwisata di Indonesia mendaftar untuk mengikuti kompetisi DIAGEO-BC SEC Award 2015.
Setelah itu, 44 organisasi berhasil disaring untuk mengikuti pelatihan DIAGEO-BC mengenai tata kelola manajemen dan mengenali konsep kewirausahaan untuk mengembangkan misi organisasi masing-masing.
Kemudian 11 organisasi terpilih untuk menjadi bertanding di DIAGEO-BC SEC Award 2015. Di akhir kompetisi, terpilih enam organisasi yang masing-masing mendapatkan hadiah dana hibah sebesar Rp 50 juta dan kelas singkat tentang manajemen organisasi di Inggris.
Kesebelas finalis tersebut adalah C20 Library & Collabtive, Bandung Creative City Forum (BCCF), Yayasan Pecinta dan Penyantun Taman Nasional, HONF Foundation, Toraja Melo, Wanderlust Indonesia, Yayasan Bali Gumanti/Denpasar Film Festival, RuangRupa, Perkumpulan PADMASANA, Wayang Beber Metropolitan dan Aikon.
Dan keenam organisasi yang berhasil keluar sebagai pemenang dana hibah adalah PADMASNA, HONF Foundation dan C20 Library & Collabtive.
Sedangkan yang mendapatkan kelas singkat di Inggris adalah BCCF, RuangRupa dan Toraja Melo.
Para pemenang tentu saja memiliki konsep organisasi yang untuk dikembangkan. PADMASNA salah satunya. Didirikan sejak 2011, dikatakan sang perwakilan, Mukhtar Hadi, PADMASNA fokus terhadap pelestarian dan berperan sebagai penengah konflik kepentingan masyarakat di kawasan Candi Muara Jambi.
Mereka tidak hanya melestarikan situs bersejarah yang terancam punah di sana, namun membuat masyarakat juga mendapat penghasilan dengan kunjungan wisatawan yang mereka promosikan ke sana.
Bagi Maya Ayano, perwakilan dari RuangRupa, hadiah dari DIAGEO-BC SEC Award 2015 hanyalah bonus dari ilmu yang sudah didapatkannya. Ia yang sebentar lagi akan terbang ke Inggris untuk menikmati hadiah kelas singkat, mengaku akan menerapkan ilmu-ilmu yang didapatnya dari sana ke RuangRupa.
"Pertanyaan mengenai 'seni dan uang' sama seperti pertanyaan 'telur dan ayam.' Untuk berkesenian butuh uang dan dengan uang kesenian bisa berkelanjutan. Tapi intinya semua ada di manajemen yang baik sehingga organisasinya bisa sehat terus," ujar Maya.
Menjadi sesama pemenang kategori kelas singkat ke Inggris, Trisa Melati dari komunitas penenun Toraja Melo berharap dukungan dari DIAGEO-BC atau manapun tidak berhenti hanya dalam sekali dua kali penyelenggaraan penghargaan.
"Saya berharap, dukungan akan terus ada. Tidak hanya berharap dari luar, tapi dari lokal juga. Kami ini organisasi kecil yang butuh kebijakan yang pasti mengenai aturan main dan lain-lain," kata Trisa.
(ard/vga)