Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis waralaba Harry Potter, J.K. Rowling, tampaknya masih belum dapat beranjak dari imajinasi si penyihir yang memiliki luka bak sambaran petir di keningnya tersebut, sama seperti para penggemar Harry Potter.
Dirinya kerapkali menimpali pertanyaan ataupun imajinasi para penggila kisah fantasi tersebut baik melalui Twitter maupun melalui laman untuk para penggemar Harry Potter, Pottermore.
Kisah Harry Potter memang berakhir di buku ke-tujuh dengan kemenangan Harry atas musuh bebuyutannya yang sekaligus penyihir hitam penguasa kegelapan, Lord Voldemort. Namun, agaknya Rowling tak ingin berhenti sampai di situ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengeluarkan buku
The Tales of Beedle The Bard, yang merupakan
spin-off kisah
The Deathly Hallows, Rowling kini tengah menggarap sebuah kisah
spin-off Fantastic Beast and Where to Find Them, yang akan dirilis pada 2016 nanti.
Fantastic Beast and Where to Find Them adalah sebuah buku yang ditulis, pada 2001, dan dirilis setelah meledaknya serial pertama Harry Potter,
The Sorcerer's Stone.
Buku ini juga yang pernah disebut dalam serial pertama tersebut sebagai salah satu buku rujukan ketika siswa Hogwarts akan mengikuti kelas Pemeliharaan Satwa Gaib.
Semua perbincangan seru antara Rowling dengan para Pottermania beberapa terekam seperti berikut.
Rowling menggunakan media Twitter untuk membuat para Pottermania penasaran dengan kisah Fantastic Beast and Where to Find Them, namun perbincangan semakin melebar ketika ide Hogwarts versi Amerika tercatut.
Draco Malfoy, mungkin adalah salah satu karakter antagonis yang memiliki penggemar yang cukup banyak. Selain karena wajah tampan Tom Felton, tingkahnya yang licik namun kadang bodoh, juga karena kekayaannya serta hobinya untuk congkak menjadikan karakter yang memiliki peran penting pada serial ke-tujuh ini semakin dicintai.
Namun, pada ulang tahun ke-35 Malfoy, Rowling mengaku tidak diundang lantaran sempat berkicau melarang para gadis memuja laki-laki pirang berkulit pucat tersebut.
Profesor Dumbledore selalu tampak wibawa dan menjadi panutan bagi seluruh anak di dunia yang membaca kisah Harry Potter. Sosok jenius nan kebapakan tampak menjadi standar seorang Kepala Sekolah dalam benak anak-anak.
Namun berita mengenai Dumbledore adalah seorang gay menjadi sebuah fenomena yang mengguncang para penggemarnya di dunia. Meski begitu, lambat laun kenyataan tersebut diterima.
Namun tampaknya Rowling tak ingin tegas akan hal tersebut dan justru bercanda mengenai Gandalf, penyihir dalam The Lord of the Rings, yang memiliki hubungan khusus dengan Kepala Wizengamot tersebut.
Masih ingat si hantu centil yang menunggu toilet perempuan lantai 4 Hogwarts, Moaning Myrtle atau Myrtle Merana? Hantu yang suka terhadap Harry Potter dan Draco Malfoy tersebut ternyata memiliki nama lengkap, satu hal yang tidak pernah disinggung Rowling dalam tujuh buku tebalnya.
Bukan cuma George ataupun keluarga Weasley yang berduka akan kematian Fred ketika ikut berperang melawan Lord Voldemort di bab The Battle of Hogwarts, namun juga sang pembuat cerita, Rowling.
Selain dari percakapan-percakapan tersebut, Rowling juga membahas banyak hal yang masih belum terungkap dari serial yang termasuk terlaris sepanjang masa tersebut.
Beberapa di antaranya adalah hubungan antara warna yang digunakan Rowling dalam bab The Deathly Hallows dalam Pottermore, merah dan putih, yang rupanya berkaitan dengan dua orang yang sangat berarti bagi Harry Potter.
"Rubeus (red) Hagrid dan Albus (white) Dumbledore, keduanya sangat berarti bagi Harry," kata Rowling. "Ini seperti merefleksikan dua sisi seorang ayah yang Harry cari: satu sisi adalah hangat, liar, dan praktikal, dan yang lainnya adalah karismatik, intelek, dan kadang tidak bergantung dengan siapa pun."
Dalam Pottermore, Rowling juga membahas sisi lain dari keluarga Dursley, sepupu Harry Potter. Rowling ikut menceritakan latar cerita kebencian Paman Vernon terhadap Harry. Begitupula sisi manis yang dimiliki oleh Bibi Petunia, terutama ketika mengucapkan kalimat perpisahan terakhir kalinya kepada keponakan satu-satunya itu.