Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak banyak grup band Indonesia yang diulas kiprah musikalnya oleh media Barat sekaliber Spin dan Rolling Stone. White Shoes and the Couples Company (WSATCC) adalah salah satunya.
Mengusung musik “jadul” yang khas, penampilan WSATCC pun membuat banyak pencinta musik jatuh hati. Pamornya sebagai grup band indie mampu mengalahkan grup band mainstream.
Pecintanya menyebar di penjuru dunia. Terhitung satu dekade terakhir, WSATCC kerap berpentas di Amerika Serikat, Australia, Asia, dan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WSATCC pun dikenal sebagai salah satu grup band indie paling populer. Apalagi album musiknya juga sudah beredar di Amerika Serikat dan negara lain.
Selain Spin dan Rolling Stone, kiprah grup ban yang dibentuk pada awal Milenium kedua ini juga pernah diulas di Majalah Time dan The New York Times.
WSATCC beranggotakan Ricky Virgana (bass, selo, vokal), Saleh bin Husein (gitar elektrik, vokal), Aprilia Apsari (vokal utama), Yusmario Farabi (gitar akustik, vokal), John Navid (drum), dan Aprimela Prawidyanti (piano, biola, keyboard).
Nama unik grup band WSATCC merujuk kegemaran para personelnya memakai sepatu kanvas berwarna putih. Juga fakta bahwa Aprilia dan Yusmario serta Aprimela dan Ricky memang pernah berpasangan.
Keenam personel WSATCC sama-sama menempuh studi di Institut Kesenian Jakarta. Juga sama-sama terpincut musik dan film Indonesia era 1950-1970-an.
Dalam sebuah wawancara, mereka mengaku juga mengadaptasi musik Barat, jazz dan klasik. Namun inspirasi terbesar tetap karya-karya Era Keemasan Indonesia, seperti
Asmara Dara (1958) dan
Badai Pasti Berlalu (1977).
Pada 2005, WSATCC merilis album perdana
White Shoes & The Couples Company di bawah label Aksara Records. Dua tahun kemudian, mereka merilis
Skenario Masa Muda.Pada 2007, perusahaan rekaman Minty Fresh dari AS tertarik mengedarkan album musik mereka di penjuru negara bagian. Dari sinilah kiprah internasional WSATCC bermula.
Majalah
Rolling Stone tak menutup mata pada bakat musikal mereka. Ditabalkan sebagai salah satu dari 25 band terbaik yang menayangkan musiknya via laman MySpace.
Sekalipun pamornya melesat dan jumlah penggemar membeludak, WSATCC tak ingin mengotak-kotakkan penggemarnya dalam kelompok penggemar. Alasan mereka, “ingin disukai semua orang, tua dan muda.”
Lagu WSATCC juga menghiasi film
Janji Joni (2005),
Berbagi Suami (2006), dan
Quickie Express (2007). Paling gres, album musik
Menyanyikan Lagu-Lagu Daerah (2013)
Dalam setiap aksinya, WSATCC selalu menyiapkan set lagu berbeda-beda. Saat diwawancara laman The AU Review, para personelnya mengaku memfavoritkan lagu
Matahari dan
Aksi Kucing.“Kami selalu mengupayakan yang terbaik, dan membikin semua orang senang dengan aksi kami,” kata Sari kepada laman
The AU Review saat ditanya hal yang membuat pede membawakan musik bernuansa
jadul.
“
Chemistry tak bisa menipu,” kata Sari lagi. Aksi
live yang menarik, menurut sang vokalis, didukung
chemistry antarpersonel. “Kami menikmati momen bermusik dan itulah yang ingin dilihat penonton.”
Sesaat lagi, kita pun siap menyimak
chemistry antarpersonel WSATCC dalam aksinya di
CNN Indonesia Music at Newsroom, pada Rabu (1/7) pukul dua siang ini. Jangan sampai terlewatkan!
(vga/vga)