Slamet tergolong orang yang bila bekerja membutuhkan konsentrasi tinggi. Dirinya kerap kali marah bila keheningan yang ia butuhkan terusik oleh bisingnya kehidupan. Ia tak peduli dengan asupan makanan bila sudah tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Saya tidak berani menonton televisi kalau Bapak sudah
ngebleng (fokus), untuk mengingatkan makan saja saya hanya mencolek Bapak," kata Tiring.
Bila usai makan, Slamet pun kembali tenggelam dalam imaji nada dan sibuknya menyusun notasi balok. Waktu tak dihiraukan oleh musisi yang karyanya lebih banyak diapresiasi olen negara luar ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet kerap kali membuat berbagai karya pesanan dari berbagai pihak di luar negeri. Tercatat, beberapa negara berbudaya seperti Jepang, Perancis, Budapes, dan Hungaria. Berkat karyanya yang menakjubkan, Hungaria pun pernah memberikan penghargaan kepada Slamet, yaitu Zoltan Kodaly Commemorative Medal.
Sebagai anak yang terdekat dan paling dipercaya oleh Slamet, Tiring pun kerapkali kerepotan dengan ulah sang Bapak yang bukan hanya "puasa" bicara saat bekerja, tapi juga ketika karyanya tersebut sudah rampung dibuat. Tiring harus rela dipaksa bangun dari tidur di tengah malam hanya untuk mendengar karya sang legenda.
Meski sering mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak, Slamet juga sering mendapatkan kritikan, yang justru datang dari anak kesayangannya sendiri.
"Saya pernah bilang, 'Bapak kenapa sih lagunya sedikit yang enak didengar?' Dan Bapak hanya bilang, 'Hidup itu enaknya juga sedikit.' Ibarat kata, hidup itu lebih banyak ujiannya ketimbang nikmatnya," kata Tiring.