Jack Gyllenhaal 'Keracunan' Fenomena Harper Lee

Vega Probo | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2015 08:37 WIB
Saat banyak pencinta buku memburu novel Go Set a Watchman karya Harper Lee, Jack Gyllenhaal pun tak mau ketinggalan.
Jake Gyllenhaal (CNNIndonesia Reuters Photo/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat banyak pencinta buku, terutama di Amerika Serikat (AS) memburu novel Go Set a Watchman karya Harper Lee, aktor Jack Gyllenhaal pun tak mau ketinggalan.

Saat diwawancarai Classic FM, baru-baru ini, aktor pemeran Donnie Darko ini mengaku tak sabar ingin segera membaca novel yang merupakan sekuel To Kill a Mockingbird.

“Saya tak sabar ingin segera membacanya,” kata adik kandung aktris Maggie Gyllenhaal. “Senang rasanya menyelami pemikiran Harper Lee dan membayangkan momen ia menulis buku ini.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, jadwal rilis Go Set a Watchman terpaut hampir lima dekade dari To Kill a Mockingbird. Sungguh waktu yang sangat lama untuk perilisan sekuel.

Tak heran bila Go Set a Watchman diburu para penikmat novel. Banyak di antara mereka berpendapat, bisa jadi ini adalah buku terakhir Harper, karena ia bukan tergolong penulis aktif.

Bagi Jake, rentang lima dekade antara kedua buku tersebut menimbulkan kekaguman tersendiri. Ia membayangkan kehebatan Harper melampaui waktu begitu lama untuk merangkai kata-kata.

Saking kagumnya pada karya Harper, sampai-sampai ia menamakan kedua anjing peliharaannya, Atticus dan Boo Radley, sesuai karakter di buku karya Harper tersebut.

Juga ‘Keracunan’ Musik Film

Selain Harper, Jake juga mengaku sangat mengagumi komposer James Horner yang menggarap lagu tema film Titanic dan Braveheart. Terakhir, ia menggarap lagu tema Southpaw yang dibintangi Jake.

“Saya merasa tersanjung,” kata Jake. Bagaimana tidak, karena Southpaw menjadi proyek terakhir James sebelum meninggal dunia, pada 22 Juni lalu, akibat kecelakaan pesawat.

Score film Searching for Bobby Fisher karya James adalah salah satu favorit saya,” katanya. “Saya menyukai film ini ya karena ada karya James, sekalipun filmnya sendiri sangat underrated.”

Jake menyukai musik karena keluarganya memang pencinta musik. “Hidup saya dikeliling musik,” kata pria 34 tahun ini. Musik bukan sekadar menginspirasi, juga memotivasi selagi bekerja.

Jake mengaku, jumlah temannya yang berprofesi sebagai musisi jauh lebih banyak ketimbang teman aktor. “Mereka memberikan pengaruh luar biasa bagi saya.”

Jake sendiri sudah bergabung dengan kelompok paduan suara sejak masa sekolah sampai kuliah. Kini, ia berkiprah sebagai aktor, dan mengaku sangat menyukai musik (pengiring) film atau score.

“Saya sangat sangat mencintai musik film,” katanya. “Menurut saya, musik bisa menambah bagus, menjadi alternatif, atau bahkan merusak adegan film. Ia memiliki daya pengaruh yang masif.”

Dalam pandangan Jake, musik di film tak ubahnya simfoni yang asyik ditonton. Berprofesi sebagai aktor, ia tak pernah merasa jauh dari musik. Dalam aktingnya tetap ada ritme dan melodi.

Tak heran bila Jake sangat mengagumi aktor drama musikal yang sangat mengerti ritme atau memiliki kepekaan ritme. Aktor semacam ini menampilkan akting yang berbeda.

Soal ekspresi, bukan cuma monopoli aktor dan musisi saja. Menurut Jake, siapa pun harus bisa mengekspresikan diri, berani mengemukakan pendapat, setuju dan tidak setuju, karena itulah esensi hidup yang sebenarnya.


(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER