Hollywood 'Perang' Strategi Kreatif Mempromosikan Film

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 13:16 WIB
The Martian mengajak media ke laboratorium NASA. Sinister 2 mengirim zombie dan tikus. Pan menggelar pesta di 'Neverland', dan masih banyak film lain.
The Martian mengajak wartawan ke laboratorium asli NASA. (Dok. Fox)
Jakarta, CNN Indonesia -- Strategi promosi film makin kreatif. Tak hanya di Indonesia, Hollywood pun mencoba segala cara agar filmnya menarik perhatian, bahkan sebelum benar-benar ditayangkan. Kalau Indonesia baru sekadar mengajak wartawan ke lokasi syuting atau membagi-bagi hadiah lewat kuis, Hollywood sudah mulai berinovasi.

Membuat film horor, mereka mengirim zombie untuk mengantarkan bangkai-bangkai tikus. Membuat film tentang ruang angkasa, mereka mengajak para wartawan ke laboratorium NASA sungguhan. Yang terakhir itu dilakukan The Martian, film yang dibintangi Matt Damon.

Film produksi 20th Century Fox Studious yang mengisahkan pendaratan astronot di Mars itu mengajak media ke laboratorium National Aeronautics and Space Administration di California hanya untuk promosi trailer baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Youtube]

Namun alih-alih hanya melihat pemutaran trailer, seperti dilaporkan Reuters, wartawan juga diajak menonton separuh film dan berkeliling laboratorium. Mereka juga diperbolehkan wawancara Damon di ruang Kontrol Misi. Itu ruangan yang digunakan ilmuwan untuk operasi pendaratan di Mars pada 2012 lalu.

"Kami berada di dunia yang pasarnya sangat luas. Kami ingin meyakinkan orang-orang bisa menerima pesannya saat filmnya muncul," ujar Aditya Sood, produser The Martian ke Reuters.

Setelah jelajah media bersama Damon dan tim The Martian ke laboratorium NASA itu, trailer filmnya muncul. Cuplikan film yang tayang Oktober mendatang itu menjadi cerita utama di banyak media. Trailer itu juga mendulang 4,8 juta penonton di Facebook dan 3,3 juta di YouTube, hanya dalam jangka waktu 48 jam.

Promosi berhasil, meski belum tentu demikian dengan filmnya. "Masuk akal jika studio mengeluarkan uang untuk mengajak jurnalis dan menggunakan media sosial, karena mereka percaya kelak itu akan menjadi dolar di box office," ujar reporter Entertainment Weekly.

Strategi pemasaran film yang menarik bukan hanya itu. Agustus lalu, Sinister 2 mengirim zombie ke beberapa reporter film di Hollywood, termasuk Reuters. Zombie kembar itu mengirim tikus bersama kartu USB. Isinya adalah tautan untuk melihat trailer terbaru film Sinister 2.

Sebelumnya, ada lagi strategi film yang menarik dari Warner Bros. Mereka mengajak wartawan berpesta di atap sebuah hotel, yang didesain seperti Neverland untuk mempromosikan film Pan yang dijadwalkan tayang Oktober juga. Tamu juga diminta berkostum ala karakter film.

Yang dilakukan Sony Pictures berbeda lagi. Untuk film Walk yang didasarkan pada kehidupan Philippe Petit, artis Perancis yang ahli berjalan di seutas tali, mereka membentangkan tali di antara dua menara kembar New York. Orang-orang bisa merasakan ketegangan berjalan di atasnya melalui teknologi virtual reality.

[Gambas:Youtube]

"Tidak ada yang lebih emosional ketimbang berdiri di kawat halus antara dua menara WTC," ujar David Stern, pendiri Create Advertising Group. Ia mengklaim bisa memberi kesempatan unik untuk menyelami karakter atau alur cerita. Dengan pengalaman pribadi, penonton akan lebih tertarik menyaksikan filmnya.

Sayang, strategi-strategi seperti itu masih belum banyak ditemukan untuk film Indonesia.

(rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER