Tahun 2015 Sepenuhnya Milik Kurt Cobain

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2015 06:15 WIB
Sepanjang 2015, dua film dokumenter berisi karya "sampah" Kurt Donald Cobain dirilis. Berjarak 21 tahun setelah ia meninggal.
Kurt Donald Cobain (Wikimedia Commons/Kurdonal8794)
Jakarta, CNN Indonesia --
Lebih dari dua dekade Kurt Donald Cobain meninggal dunia dengan sederet misteri yang melatar belakanginya. Namun, sejak saat itu pula, hingga kini karya-karyanya terus digali dan tetap menawarkan nilai bisnis, seni dan pengaruh luar biasa bagi industri musik juga generasi setelahnya.

Tahun ini menjadi tahun bagi Nirvana yang kemudian bergeser pada Cobain seorang. Dua film dokumenter dirilis pada 2015, dan menjadi bentuk penasbihan betapa suami Courtney Love ini memiliki pengaruh luar biasa.

Montage of Heck jadi sebuah dokumenter yang dirilis, pada Januari 2015, di Sundance Film Festival dan tayang luas di televisi Amerika Serikat lewat HBO, pada 4 Mei 2015, dan setelahnya Soaked In Bleach diedarkan Juni 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Montage of Heck menceritakan kehidupan masa kecil Cobain hingga sebelum ditemukan terkapar tak bernyawa dengan sebuah shotgun. Sedangkan Soaked In Bleach, jadi penelusuran Courtney dalam tampilan dokumenter saat ia menyewa seorang detektif swasta untuk mencari tahu misteri kematian sang suami.

Faktanya, secara umum kedua film dokumenter ini serupa dan sangat terkait. Bukankah hal ini sangat aneh: muncul dua film dokumenter yang membahas "hal serupa” pada tahun yang sama.

Forbes, dalam sebuah pemberitaanya belum lama ini mengatakan, pasar sangat tertarik dengan "kekuatan" Cobain yang bisa dikaitkan dengan apa pun.
Nama Cobain ditorehkan di Rock and Roll Hall of Fame pada 2014. Hal ini menjadi sebentuk pengakuan riil: ia memang pantas mendapatkannya.

Film-film dokumenter ini bukanlah yang pertama soal Cobain, termasuk kehidupan maupun kematian tragisnya akibat bunuh diri, juga bukan yang terakhir, karena masih bakal ada garapan lainnya.

Publik mungkin akan tetap mendapatkan karya selanjutnya, termasuk salah satunya, seperti dilansir dari Billboard, pada Jumat (7/8), sang sutradara Montage Of Heck, Brett Morgan, telah menyusuri dokumen pribadi milik mendiang pentolan Nirvana, Kurt Cobain, dan menemukan beberapa rekaman yang dibuat oleh suami dari Courtney Love itu.

Dikatakan Morgen, album soundtrack Montage Of Heck akan dirilis pada November mendatang. Selain lagu-lagu yang disiarkan di dalam dokumenter, banyak rekaman Cobain yang berlum pernah didengar sebelumnya. 

Morgen mendeskripsikan materi yang belum pernah disiarkan itu berupa “sampah-sampah yang penting.” Tidak hanya nyanyian, “sampah-sampah” itu juga berupa lawakan-lawakan yang dibuat oleh Cobain.

“Setelah mendengar album ini, Anda akan merasa mengenalnya lebih dekat. Ia terdengar sangat bahagia. Anda bisa merasakannya tersenyum,” kata Morgen.

Agaknya tak ada yang bisa memprediksi kapan bisnis “eksploitasi” seorang Cobain akan berhenti. Cobain menjadi sebuah bentuk perlawan generasi saat ia sedang berada di puncak karir dan meninggalkan dunia ini dengan tragis, tak seperti rockstar lainnya.

Cobain membawa sebuah bentuk soundstream tersendiri dari Seattle, meski saat itu ia menjadi "musuh" bagi musisi besar seangkatannya, seperti Sound Garden, Blind Melon, dan mungkin Pearl Jam yang meredup sepeningal Cobain, karena Cobain seakan kian melesat setelah ditemukan tak bernyawa, sedangkan yang lain begitu-begitu saja.

Bahkan, "kebencian" terhadap ayah Frances Bean Cobain ini melanglang sampai ke Inggris yang disebarkan Oasis lewat tembang Live Forever. Lagu yang diriis pada 8 Agustus 1994 itu sengaja dibuat untuk melawan tembang I Hate Myself and I Want to Die di album In Utero milik Nirvana yang dirilis pada tahun yang sama dan menjadi satu di antara 52 lagu paling kelam dan depresi yang pernah diciptakan.

Melewati 21 tahun kematian Cobain, yang ditemukan tewas 5 April 1994, sederet penghargaan tetap menjadi jaminan, termasuk dua karya dokumenter film terakhirnya. Cobain menjanjikan uang yang melimpah, di balik kebutuhan penggemarnya yang saat ini berada di kisaran usia 25-40 tahun, atau mereka yang baru menyukai Cobain justru setelah ia bunuh diri.

Segala hal, yang menggambarkan sisi kreatif Cobain dalam mencipta karya, dianggap spesial. Hal itu meliputi gambar bergerak, lagu yang tak selesai, juga ratusan memorabilia yang muncul setelah kematiannya.

Di balik sisi bisnis yang tetap menggiurkan, jauh dari itu, publik masih ingin mengetahui sekaligus memahami sosok sang penyendiri dalam peran-perannya sebagai seorang musisi, lelaki, suami, ayah, juga rockstar. Termasuk hari-hari terakhirya sebagai penderita depresi berat yang diliputi teka-teki.
(pit/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER