'Janda Kembang' Ada di 20 Tahun Benyamin Meninggal

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Minggu, 06 Sep 2015 07:22 WIB
Lagu Janda Kembang menjadi salah satu lagu yang ditampilkan dalam acara peringatan 20 tahun Benyamin Sueb meninggal dunia, selain diskusi dan layar tancap.
Benyamin Sueb adalah seniman legendaris Betawi yang meninggal 5 September 1995. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada yang tidak biasa di kantor Bens Radio, Jagakarsa pada Sabtu sore itu. Panggung sudah disiapkan, pameran memoribilia, diskusi dan layar tancap pun siap digelar pada malam hari.

Itu adalah sebagian dari kegiatan yang diadakan untuk memperingati 20 tahun kepergian seniman legendaris Indonesia yang sekaligus ikon Betawi, Benyamin Sueb atau dikenal juga dengan nama Benyamin S.

Pada 5 September 1995, Benyamin meninggal dunia dan meninggalkan kekosongan besar di dunia seni Indonesia, terutama untuk budaya Betawi asli. Namun, di mata penggemarnya Benyamin seakan tidak pernah hilang dari ingatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini juga atas permintaan dari para penggemar, sebenarnya setiap tahun juga kami ziarah ke makam babeh, tetapi kebetulan tahun ini yang ke-20, jadi ada pementasannya," kata Biem Triani Benjamin, atau Bang Biem, anak Benyamin kepada CNN Indonesia, Sabtu (5/9).

Biem, anak ketiga dari dari sembilan anak sang legenda, kini menjadi penggerak warisan budaya sang ikon melalui radio betawi, Bens Radio.

Benyamin Sueb lahir pada 5 Maret 1939 dan meninggal pada 5 September 1995 di usia 56 tahun. Sepanjang kariernya, ia telah memenangkan dua piala Citra pada film Intan Berduri karya Turino Djunaidy pada 1972, dan Si Doel Anak Moderen karya Sjuman Djaya pada 1975.

Selain mewariskan lebih dari 50 judul film, 45 single lagu solo, 37 single duet, dan 10 kompilasi, Benyamin juga meninggalkan sebuah radio yang didedikasikan untuk warga dan budaya Betawi.
Putra ketiga Benyamin, Biem Triani Benjamin, menyelenggarakan peringatan 20 tahun Benyamin meninggal dengan kegiatan seni dan pameran. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Radio ini dan Yayasan Benyamin Sueb menjadi penyelenggara 20 Tahun Benyamin Sueb dalam Kenangan.

Acara dimulai dengan kegiatan tahunan setiap tanggal 5 September, berziarah ke makam Benyamin di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan.

Sore harinya, kegiatan seni pun dimulai di Bens Radio.

Sejumlah band yang terdiri dari anak-anak Betawi asli membawakan lagu-lagu sang legenda seperti Lampu Merah dan Janda Kembang yang merupakan hits pada era 1970-an hingga 1980-an.

Warga Betawi di kawasan Jagakarsa dan juga wilayah lain pun berbondong-bondong datang untuk menikmati ‘pesta rakyat’ itu.

"Sengaja memang datang ke sini, sudah diagendakan dari jauh-jauh hari," kata Umi. "Ingin nonton Kompor Meleduk," kata Umi, warga Pasar Minggu.

Sejak lama, Umi yang hadir bersama anaknya itu memang menyukai Benyamin. Mulai dari film hingga lagu, solo maupun duet. Umi mengatakan lagu-lagu Benyamin sangat berkesan karena lirik-lirinya mewakili yang dirasakan masyarakat awam.

Semakin malam, penonton yang hadir semakin larut dalam lagu-lagu Benyamin yang tak tahan membuat badan bergoyang. Para penggemar Benyamin pun tak sungkan menuju depan panggung untuk berjoget, ataupun membuat antrian lingkaran sembari menari mengelilingi arena depan panggung.

Acara mengenang 20 Tahun Benyamin Sueb ditutup dengan pemutaran sebuah film yang jarang ditayangkan di layar kaca, Zorro Kemayoran, di layar tancap.

"Film Zorro Kemayoran ini jarang ditampilkan karena masternya di Hong Kong terbakar, namun satu kopiannya milik Yayasan Benyamin Sueb, sehingga sekarang kami putarkan kepada para penggemar Bang Ben." kata Beno Rachmat Benjamin, anak keempat Benyamin. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER