Jakarta, CNN Indonesia --
The Voice, acara yang dipandu Adam Levine, Blake Shelton, Gwen Stefani dan Pharrell Williams, berjaya di ajang Emmy Awards untuk kategori
Outstanding Reality Competition Program.Perhelatan ke-67 Emmy Awards digelar di Microsoft Theater, Los Angeles, Amerika Serikat, pada Minggu malam (20/9) waktu setempat. Acara kali ini dipandu Andy Samberg.
Berkat kemenangannya,
The Voice melibas program televisi lain,
The Amazing Race, Dancing With the Stars, So You Think You Can Dance dan
Top Chef. Demikian dikabarkan Hollywood Reporter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produser Mark Burnett, pemandu acara Carson Daly, dan segenap kru naik ke atas panggung memboyong piala bergengsi bagi kalangan industri pertelevisian.
Dalam pidatonya, Mark sekaligus menyampaikan permintaan maaf, timya telah “merebut” piala dari
The Amazing Race. Tentu saja, dalam hal ini, Mark hanya bercanda.
Bagaimanapun Mark tentunya berbangga hati, karena sebagaimana Dikabarkan EW,
The Voice sudah empat kali jadi nomine dan tiga kali menjadi juara Emmy Awards.
The Voice adalah acara kompetisi bakat nyanyi yang dikreasikan oleh John de Mol, eksekutif produser, bersama Mark, juga Audrey Morrissey, Lee Metzger dan Jay Bienstock.
Acara yang disiarkan jaringan televisi NBC ini memang menarik dan inovatif. Kompetisinya terdiri dari empat babak, yaitu
blind auditions, battle rounds, knockouts live playoffs, dan terakhir,
live performance shows.Selama berkompetisi, para kontestan diseleksi dan dimentor oleh para juri. Di musim ke-sembilan kali ini, kursi juri diduduki oleh Adam Levine, Blake Shelton, Gwen Stefani dan Pharrell Williams.
Saat kontestan tampil pertama kali di babak
blind auditions, juri sama sekali tak melihat aksi mereka, melainkan sekadar mendengar lagu yang mengalun saja.
Bila juri terpikat lantunan lagu yang dibawakan kontestan, mereka memencet tombol, dan kursi yang semula membelakangi panggung akan berputar, menghadap panggung.
Dari sini, “peperangan” pun dimulai. Bersama juri yang memilihnya, kontestan beroleh pelatihan vokal, penampilan hingga aksi panggung, agar sukses melaju hingga babak akhir.
Dalam sebuah wawancara dengan Collider, juri terdahulu Christina Aguilera menyatakan, berbeda juri maka berbeda pula gaya dan cita rasa yang didapatkan kontestan saat berpentas.
The Voice tak ubahnya kamp pelatihan yang luar biasa.
“Ini format kompetitif, yang saya cinta sekaligus benci. Saya tidak begitu suka musik terlalu kompetitif,” katanya kepada Collider. “Namun hal ini juga menyenangkan.”
Di kamp pelatihan
The Voice, kontestan mendapat pelatihan agar menjadi hebat di kemudian hari. Juri lainnya, Pharrel Williams pun menambahkan, “Mari kita lanjutkan pertempuran ini.”
Sepanjang sembilan musim ditayangkan NBC, The Voice telah banyak melahirkan penyanyi muda yang memiliki bakat jauh lebih baik ketimbang seniornya. Acara ini tak hanya disiarkan di Amerika Serikat saja, juga ada versi Inggris dan Australia.
Sebut saja, Avery Wilson, kontestan
The Voice Amerika Serikat yang menyanyikan lagu
Without You karya David Guetta lebih keren daripada penyanyi aslinya, Usher. Vokalnya lebih tebal dan berat.
Begitu juga kontestan
The Voice Inggris Raya, Bill Downs dan Max Milner yang menyanyikan lagu
Beggin' You lebih rancak ketimbang Madcon yang memopulerkannya pertama kali.
Sementara itu, tak lama setelah memboyong piala Emmy,
Carson, si pemandu acara, mencuitkan suka cita dan rasa bangganya via Twitter. Begitu juga juri musim ke-sembilan
Pharrell Williams,
Blake Shenton dan
Gwen Stefani.[Gambas:Youtube][Gambas:Youtube] (vga/vga)