Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hal yang baru jika musisi Indonesia menggelar konser di Malaysia dan Singapura. Mulai dari Rossa, Krisdayanti, Syahrini, Raisa hingga Afgan pernah menjajal panggung negara tetangga bahkan sampai punya penggemar tetap di negara tetangga.
Hal ini terbilang cukup membanggakan, meski industri musik dalam negeri sedang semrawut mengenai hal pembajakan, pembagian royalti dan hak cipta.
Tapi sebaliknya, jarang musisi Malaysia dan Singapura yang berkonser di Indonesia. Di antaranya, Siti Nurhaliza dan Sheila Majid yang memang sudah sejak lama digemari masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah musisi Malaysia atau Singapura yang menggelar konser di Indonesia tidak sebanding dengan musisi Indonesia yang menggelar konser di sana. Entah apa penyebabnya.
Vice President Malay, Indian & Expatriate Programming Radio, Zakiah Halim, mengatakan hal tersebut juga menjadi tanda tanya besar baginya.
"Artis Indonesia banyak yang konser di Malaysia dan Singapura seperti Raisa, Judika, Noah. Kami juga ingin mengekspos musisi Singapura dan Malaysia di Indonesia. Tapi, terserah Indonesia apakah mau membuka pintu untuk musisi Malaysia dan Singapura," kata Zakiah kepada
CNN Indonesia saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Kendati belum sesukses Indonesia, tapi Zakiah mengaku terus melakukan usaha agar musisi Malaysia dan Singapura diterima sama baiknya di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan melibatkannya musisinya di acara-acara media di Indonesia.
Musik Indonesia Sangat KuatZakiah mengakui pengaruh musik Indonesia terasa begitu kuat di Singapura dan Malaysia. Lagu-lagu Indonesia seperti Judika, Cakra Khan, Sheila On 7 dan Noah, sangat sering diputar di sana.
Menurut Zakiah musik Indonesia mempunyai beberapa kelebihan. Selain pasarnya yang besar, kualitasnya musiknya juga baik. Itulah hal yang menyebabkan musik Indonesia mudah diterima di Malaysia dan Singapura.
"Kualitas musik Indonesia sangat bagus. Kami juga menyadari kalau musik Indonesia berkarakter kuat," kata Zakiah.
Penyanyi asal Singapura, Aisyah Aziz, juga merasa kualitas musik Indonesia sangat bagus. Penyanyi berumur 21 tahun itu bahkan mendengarkan musik-musik karya musisi Indonesia sebagai referensinya.
"Saya selalu menyukai lagu Indonesia. Cara kalian mengatakan alfabet, A-B-C saja sudah bernada. Cara kalian berbicara seperti bermelodi. Kalian berbicara dengan melodi yang indah," ujar pelantun lagu
Pilihan Sejati itu.
APM, Ajang Saling Belajar AntarmusisiUntuk membuat musik Indonesia, Malaysia, dan Singapura membaur sehingga pasar musiknya lebih luas lagi, ajang Anugerah Planet Muzik (APM) diadakan pada Oktober 2015 mendatang.
Sesama musisi nantinya bisa mempelajari karakter satu sama lain atau berkolaborasi agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Assistant Vice President Malay Broadcast Dicision Events & Business Development Hasan Salleh mengatakan, hal tersebut memang merupakan salah satu tujuan dari penyelenggaraan APM.
Dalam beberapa tahun terakhir APM memang memberikan dampak yang cukup signifikan. Diklaim Salleh, Industri musik tiga negara itu kualitasnya bahkan hampir setara.
"Juri APM beberapa tahun ini sudah tidak bisa membedakan mana musik Indonesia, Singapura, atau Malaysia. Garis perbedaannya sudah tidak terlihat jelas," ujar Zakiah.
(ard/ard)