Jakarta, CNN Indonesia -- Arena konser di ruang terbuka memang "sedikit merepotkan" bila dibanding ruang tertutup yang didesain khusus ala amfiteater di mana terdapat kelas tribun berisi deretan tempat duduk bertingkat-tingkat.
Sedangkan di ruang terbuka hanya ada satu kelas: festival, di mana penonton berkerumun di depan panggung. Biasanya mereka berdiri atau duduk-duduk di pelatarannya lapang dan tak dilengkapi deretan kursi atau bangku.
Nah, ada kalanya pilihan duduk atau berdiri di arena konser di ruang terbuka ini menimbulkan "konflik" tersendiri, sebagaimana terjadi di Freedom Fest di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur, saat Sheila On 7 beraksi, tadi malam (23/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sheila On 7 seharusnya tampil pukul 20.55 WIB, namun dua jam kemudian, barulah Duta dan kawan-kawan naik panggung membuka dengan
Terima Kasih Bijaksana dan
Kita. Padahal para Sheilagank, penggemarnya, sudah menunggu sejak selepas petang.
Di menit-menit awal sempat terjadi adu teriak antarpenonton, bukan karena perselisihan ataupun mabuk, tetapi karena penonton di bibir panggung berdiri bergerombol, sehingga menghalangi pandangan penonton yang duduk di belakang.
"Maaf nih, ada pesan dari panitia: penonton harus duduk karena menghalangi penonton yang di belakang," kata Duta di atas panggung yang diikuti sorakan penonton. "Aduh saya galau, mending duduk atau berdiri kalian?" tanya Duta.
Teriakan "duduk" masih terus terdengar dari bagian belakang. Hingga akhirnya Duta pun memutuskan "mendudukkan" para Sheilagank yang memang rasanya hanya menurut perintah sang vokalis yang akrab disapa "mas Duta." Akhirnya, lagu-lagu SO7 pun dinikmati secara "duduk sama rendah."
Freedom Fest yang diselenggarakan pertama kalinya ini memang mengusung konser di tengah taman terbuka. Penonton dipersilakan duduk beralaskan rumput dan beratapkan langit sembari menonton sajian musik dari idola mereka.
Namun konsep duduk santai tersebut sempat bubar ketika Midnight Quickie, trio EDM, tampil sebelum SO7. Lagu EDM yang mengentak memang tak cocok dinikmati sembari duduk manis.
Setelahnya, konsep duduk pun jadi berantakan begitu Duta cs masuk panggung. Sheilagank berduyun-duyun berdiri dan mendekat ke panggung.
"Keributan" ini wajar terjadi pada konser dengan konsep duduk manis santai pertama kali di adakan. Biasanya, konser memang dinikmati sambil berdiri, berjoget absurd, ataupun jingkrak-jingkrak. Karena konsep duduk manis ini, sebagian besar lagu SO7 dibawakan dengan irama ballad.
 Sheila on 7 "mendudukkan" penonton Freedom Fest, Cibubur (23/8). (CNNIndonesia/Endro Priherdityo) |
Erros cs masih membawakan lagu-lagu
hits lawas mereka yang menjadi andalan setiap kali konser. Bagai tak bosan, Sheilagank ikut menyanyikan lagu seperti
Anugerah Terindah yang Pernah Ku Miliki, Itu Aku, Pemuja Rahasia, Seberapa Pantas, Melompat Lebih Tinggi, Pria Kesepian, dan
Sephia.
"Kalian ini selalu datang setiap kali Sheila manggung di mana pun, itu lagu
Dan sudah entah berapa versi dibuat," kata Duta.
Sheila On 7 tampaknya masih menjadi andalan untuk menjadi penutup dari sebuah rangkaian konser musik. Faktor Sheilagank yang dengan setia menunggu berjam-jam hanya untuk menunggu satu jam permainan SO7 patut menjadi pertimbangan panitia menempatkan band asal Yogyakarta tersebut di akhir rangkaian festival.
Dan memang sampai saat ini, Sheilagank menjadi salah satu fan base band Indonesia yang masih setia dengan band pujaannya. Terlepas dari ribut masalah duduk atau berdiri, Sheila On 7 dengan lagunya yang seketika mengenang memori, ribuan Sheilagank, dan juga aksi keempat bapak-bapak itu memang pantas menjadi penutup dalam berbagai konser musik, apa pun konsepnya, entah duduk ataupun berdiri.
(end/vga)