Jakarta, CNN Indonesia -- Usia Gordon Matthew Thomas Summer sudah 64 tahun. Namun "cakar"-nya di dunia musik masih tajam. Albumnya masih laris, konsernya masih ramai. Belum lagi penghargaan serta gelar kehormatan yang didapat sang pria Inggris.
Sepanjang usia kariernya, pemilik nama panggung Sting itu ternyata punya hubungan cukup dekat dengan Indonesia. Ia pernah dua kali bertandang ke Jakarta untuk konser musik.
Pertama pada 1994, Sting memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang dikunjunginya untuk konser
Ten Summoner's Tales. Yang ke-dua, Sting sukses merebut perhatian penonton pada
Back to Bass Tour di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, 15 Desember 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harga konsernya sampai jutaan rupiah dan Indonesia mendapat giliran terakhir, penggemar Sting tetap memadati MEIS malam itu. Mereka mendapat ganjaran sapaan dari sang idola. "Selamat malam, Jakarta," ujar Sting nyaring.
Tak sekadar menggelar konser, Sting ternyata juga mengikuti perkembangan politik di Indonesia. Terbukti saat momen pemilihan presiden tahun lalu, pria yang dahulu dikenal sebagai personel The Police itu berkoar-koar soal pemilihan umum Indonesia di medsosnya.
Saat itu, Sting menulis di akun Facebook yang mengajak masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya. "
Use your rights, every vote counts," ia menulis. Namun di akhir ajakan positif itu, ia memberi tagar #Jokowi9Juli.
Pernyataan Sting dibagikan ribuan orang dan disukai belasan ribu penggemar. Namun itu juga membuatnya diprotes. Komunitas Sting Indonesia membubarkan klub penggemar dan membakar CD idolanya karena menganggap itu intervensi asing yang menelusup di pemilihan presiden.
Koordinator Sting Indonesia saat itu bahkan meminta label Universal Music Indonesia memutus kontrak dengan pelantun
Englishman in New York. Namun, itu tak menyurutkan hubungan aktivis kemanusiaan itu dengan Indonesia.
(rsa/vga)