Jakarta, CNN Indonesia -- "Kalau Jakarta punya festival jazz internasional, Bali nanti punya festival blues internasional."
Kata yang terlontar dari Kepala Divisi Umum Bali Development Tourism Corporation (BDTC), Ida Bagus Abdhi itu mencerminkan mimpinya. Abdhi menyatakan itu dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pariwisata, Rabu (7/10).
Abdhi mengatakan, selain menggunakan budaya, Bali juga akan menjadikan musik blues sebagai salah satu daya pikat untuk lebih banyak menarik wisatawan ke Pulau Dewata itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa musik blues, karena sesuai dengan citra kami. Musik blues biasa dinikmati orang
middle up. Resor kami juga kelasnya menengah ke atas. Kami menginginkan, kalau di Jakarta ada jazz, di Bali ada blues," kata Abdhi.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Abdhi menyematkan sebuah kompetisi musik blues dalam acara Nusa Dua Fiesta 2015 yang akan digelar 9-13 Oktober 2015. Ia menjanjikan adu hebat bermain musik blues bertajuk
Sundown Blues on The Stage Battle.
"Nanti pemenangnya akan tampil di Bali International Blues Festival yang akan digelar tahun 2016," ujarnya.
Bali International Blues Festival sendiri, kata Abdhi, merupakan pengembangan dari Bali Blues Festival yang baru diadakan, pada April lalu.
Dalam acara itu, BDTC mengundang 10 musisi blues untuk menghibur pengunjung. Di antaranya Gugun Blues Shelter, Balawan, dan Gunda Bestari. Ada juga Sound of Mine, Crossing Blues University, Cooltone, Ronaldgang, Bali Blues Island, Angga Blessing Child, Bali Guitar Club dan Aria Baron.
"Untuk Bali International Blues Festival kami berencana mengundang Robert Plant dan Led Zeppelin," kata Abdhi kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Atas rencananya itu, Abdhi pun meminta persetujuan Arief karena butuh biaya besar untuk menghadirkan Robert di Bali. Katanya, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp3 miliar.
Meski belum menyetujui usulan Abdhi, Arief mendukung promosi-promosi yang dilakukan Bali dalam bentuk apa pun. Salah satunya, Bali International Blues Festival. Menurut Arief, Bali bisa menggaet lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara daripada sekarang.
Arief menargetkan, pada 2019 Bali bisa menggaet 10 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia. Sementara untuk tahun ini, targetnya empat juta wisatawan. Untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan promosi gencar.
"Beberapa orang mengatakan Bali tidak usah dipromosikan. Orang yang bilang begitu pasti tidak membandingkan potensi Bali dengan yang seharusnya terjadi," kata Arief.
"Bali akan tetap dipromosikan. Brand besar seperti Nike saja tidak pernah berhenti promosi karena itu bentuk
long term investment," ujar Arief melanjutkan.
(rsa/rsa)