Jakarta, CNN Indonesia -- “Di mana kita? Di era kapan kita?” seru Marty McFly (Michael J. Fox) panik, saat menumpang kendaraan masa depan bersama kekasihnya, Jennifer (Elisabeth Shue), yang dikemudikan Dr. Emmett Brown (Christopher Lloyd).
“Kita akan terdampar di Hill Valley, California, pada 21 Oktober 2015,” kata Doc Brown. Sesampainya di kota rekaan ini, mata McFly pun membelalak takjub, “Masa depan… sukar dipercaya.”
Begitulah cuplikan adegan film
Back to the Future (BTTF) yang membikin kehebohan pada hari ini, 21 Oktober 2015. Dunia pun menyambut “kedatangan” McFly dkk, termasuk
netizen yang berkicau dengan tagar #BTTF2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film fiksi ilmiah klasik ini menampilkan eksperimen “gila” sang ilmuwan eksentrik Doc Brown yang memodifikasi mobil DeLorean menjadi alat transportasi yang mampu membawa berkelana ke masa depan.
Trilogi BTTF digarap oleh sineas kaliber Oscar, Steven Spielberg (produser) dan Robert Zemeckis (sutradara), mulai 1985. Untuk ukuran era tiga dekade lalu, properti dan petualangan BTTF terbilang luar biasa.
BTTF disebut-sebut film produksi Universal Studio yang paling sukses, termasuk waralabanya. Produk lanjutannya tak sebatas sekuel, juga animasi serial televisi, taman bermain, mainan, komik,
video games, dan busana.
BTTF dianggap berperan penting dalam budaya Amerika. Sebagaimana disebutkan di
website resminya, BTTF termasuk salah satu dari 25 film yang memiliki kelebihan “signifikan secara kultural, sejarah maupun estetika.”
Yang menakjubkan, tidak sedikit properti BTTF yang kini menjadi kenyataan, dari
drone sampai
skateboard terbang atau
hoverboards. Salah satu benda yang masih bertahan, yaitu minuman kaleng Pepsi—meskipun sudah berganti logo.
Sutradara Jason Aron pun tak ingin ketinggalan momen BTTF. Ia merilis film dokumenter trilogi BTTF secara digital via Netflix dan iTunes pada hari ini (21/10). Pendanaan film dokumenter ini didukung Kickstarter.
Film ini juga merangkum hasil wawancara dengan aktor dan sineasnya, termasuk Fox, Lloyd, Spielberg, Zemeckis, serta tak ketinggalan penyanyi lawas Huey Lewis, yang membawakan lagu tema
Power of Love.
Film ini siap diputar perdana di festival bertajuk
We’re Going Back yang digelar di Los Angeles, AS, pada 21-25 Oktober 2015. Aaron tak percaya, mimpinya bertemu McFly sejak berusia sembilan tahun bisa mewujud nyata.
Berikutnya, Aaron dkk siap menggelar proyek bertajuk
88 Miles per Hour Film and Music Tour di AS untuk mengenang perjalanan DeLorean. Mereka juga memboyog tim film BTTF dan replika DeLorean.
Aaron merasa senang, sineas BTTF tak repot-repot menggarap versi
reboot-nya. Mereka membiarkan kesempurnaan apa adanya. Tak seperti film
Rocky yang membuat fans ingin tahu kelanjutannya.
“Popularitas film ini terletak pada penulisan naskah dan eksekusi,” kata Aaron yang memuja BTTF sejak masih belia. “Sampai sekarang, BTTF masih mampu melintasi beragam
genre dan menarik perhatian banyak orang.”
[Gambas:Youtube]
(vga/vga)