Jakarta, CNN Indonesia -- Quentin Tarantino sedang berhadapan dengan persatuan polisi New York. Mereka mengatakan akan memboikot film-film Tarantino karena sang sutradara menyinggung polisi saat ikut barisan kampanye melawan brutalitas kepolisian, beberapa waktu lalu.
Setelah sekian lama diam, kini Tarantino akhirnya bangkit dan membuka suara. Ia menegaskan dirinya tidak akan terintimidasi oleh pernyataan kepolisian atas filmnya.
Kepada LA Times, yang kemudian dikutip Reuters Tarantino mengatakan, ia sebenarnya bukan barisan pembenci polisi. "Ada misinterpretasi. Itu fitnah. Begitulah perasaan saya sekarang," ujar Tarantino.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, National Association of Police Organizations (NAPO) ikut barisan persatuan polisi di Los Angeles, New York, dan Philadelphia untuk memboikot film-film Tarantino, termasuk The Hateful Eight. Film itu rencananya baru rilis Desember nanti.
NAPO juga meminta petugas untuk berhenti mendukung perkara keamanan, kemacetan, maupun nasihat teknis untuk film apa pun yang dibuat Tarantino dan membutuhkan polisi, akibat perkataan sang sutradara.
Dalam kampanye itu Tarantino mengatakan, "Ketika melihat pembunuhan, saya tidak akan bertahan. Saya harus memanggil pembunuh dengan pembunuh." Tarantino pun merevisi pernyataannya yang kontroversial itu. Ia berkata, "Semua polisi bukan pembunuh."
"Saya tidak pernah mengatakan itu. Saya bahkan tidak pernah berniat melakukannya. Pesan mereka sangat jelas. Itu untuk menghentikan saya. Itu untuk mendiskreditkan saya. Itu untuk mengintimidasi saya," tuturnya melanjutkan.
Lebih penting lagi, Tarantino menambahkan, pernyataan polisi itu untuk mengirim pesan pada orang penting lain yang mungkin merasa perlu bergabung dalam argumen yang disampaikan sutradara
Django Unchained itu. Meski demikian, ancaman boikot itu diprediksi tidak mengganggu
box office.
(rsa/utw)