'Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto' Pukau Publik Tokyo

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 09:44 WIB
Yang menonton film Guru Bangsa kebanyakan kalangan akademisi di Jepang. Mereka mengaku terpukau dengan sosok HOS Cokroaminoto.
Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto, film karya Garin Nugroho, didukung Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto dan rumah produksi Pic[k]Lock Films. (Dok. Pic[k]Lock Films)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto mendapatkan sambutan hangat setelah diputar di Tokyo International Film Festival, Jepang, pada akhir Oktober lalu. Hal itu diakui oleh Dewi Umaya Rachman, sang produser film buatan Garin Nugroho itu.

"Mereka kasih standing ovation," kata Dewi saat berbincang dengan CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

"Mereka tidak menyangka kalau kualitas film Indonesia sudah di level sekarang," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto tayang dalam acara screening international TIFF pada 24 Oktober 2015 dengan judul The Hijra.

Dewi mengakui bahwa film yang dibintangi oleh Reza Rahadian itu mampu membuat penasaran publik Tokyo, hingga memenuhi 75 persen kursi penonton di Toho Cinema Roppongi Hills.

Menurut penuturan Dewi, yang menonton film Guru Bangsa kebanyakan kalangan akademisi di Jepang.

Mereka terpukau dengan sosok HOS Cokroaminoto yang menjadi guru bagi beberapa tokoh pendiri Indonesia, salah satunya ialah Soekarno.

"Pertanyaan mereka 'Indonesia punya orang seperti ini yang sanggup berbicara soal jati diri?', bagi publik Jepang hal itu luar biasa," ujar Dewi.

Dewi tak menampik bahwa film tersebut sukses berkat keberadaan Garin Nugroho sebagai sang sutradara.

Garin memiliki cukup banyak penggemar di Jepang. Ia bukan lagi pendatang baru di TIFF. Film the Hijra adalah karyanya yang kesekian kalinya main dalam salah satu festival film internasional itu.

Meski sudah mendapatkan pengakuan dari publik Jepang, namun tampaknya film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto tidak serta merta akan tayang di bioskop-bioskop Negeri Matahari Terbit.

Dewi mengakui keberadaan distributor menjadi salah satu pertimbangannya.

Bukan berarti tidak ada distributor yang ingin mengedarkan film yang juga dibintangi Chelsea Islan tersebut, tetapi Dewi belum merencanakan akan mendistribusikan film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto.

"Mungkin nanti setelah Festival Film Indonesia (FFI), baru akan kami pikirkan ke arah sana. Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto masih akan berkeliling dari festival satu ke yang lainnya, nanti ke festival film di Hawaii dan juga Singapore International Film Festival," kata Dewi.

Strategi tersebut dilakukan tim guna melihat kekuatan penerimaan publik terhadap film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto.

Bila cukup kuat, bukan mustahil film berdurasi hampir tiga jam itu akan tayang di bioskop dunia.

Dalam ajang TIFF lalu, selain Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto, ada Mencari Hilal karya Ismail Basbeth dan dibintangi Oka Antara.

Mencari Hilal tayang dengan judul The Crescent Moon dan tayang di TIFF pada 28 Oktober 2015. (ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER