Jakarta, CNN Indonesia -- Paris, Perancis, saat ini tengah berduka pasca tragedi serangan teroris pada Jumat (13/11). Namun agaknya tak ada yang mampu membendung kreativitas, terutama di ranah sinema.
Di pengujung tahun, tepatnya pada awal Desember, yang masih dua pekan lagi, para
moviegoer berkesempatan menikmati karya-karya kreatif di Festival Sinema Perancis.
Dalam rangka memperingati ulang tahun festival ini yang ke-20, pada 3-6 Desember 2015, Institut Français d'Indonésie (IFI) menggelar kompetisi film pendek yang ditujukan untuk para sineas muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama perjalanan panjang dua dekade tersebut, festival film asing tertua di Indonesia ini juga secara konsisten mempertemukan para pecinta dan pelaku film melalui pemutaran film-film berkualitas.
Film-film Perancis yang berkualitas, di antaranya
Qu'est-ce qu'on fait au bon dieu? (Serial
Bad Weddings) karya Phillippe de Chauveron yang masuk dalam daftar
box office Perancis 2014 dengan 12 juta penonton dan
Clouds of Sils Maria karya Oliver Assayas yang masuk dalam seleksi resmi Festival Film Cannes 2014.
Untuk konsep, menurut Arnaud Miquel dari IFI, tahun ini Festival Sinema Perancis juga menggelar salah satu program, Fokus, yang memutar film-film Indonesia hasil kerja sama (
co-production) Perancis dan Indonesia.
Festival Sinema Perancis bekerja sama dengan Cinema XXI, Kantung Kebudayaan dan komunitas film lokal. Selain tayang di bioskop, film-film pilihan festival ini juga bakal hadir di cabang-cabang IFI di sembilan kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar dan Balikpapan.
Kompetisi film pendek yang diadakan panitia Festival Sinema Perancis tahun ini diikuti lebih dari 180 film yang menunjukkan kedinamisan Nusantara dan kreativitas.
"Tema penyeleksian dibuat berdasarkan cerita yang bagus, diikuti eksekusi produksi yang sejalan dan sebangun," kata Arnaud kepada CNN Indonesia, baru-baru ini.
Yang menarik, pemenang kompetisi ini berkesempatan memutar film karyanya untuk pertama kali di pembukaan Festival Sinema Perancis, pada 3 Desember 2015 di IFI.
Koordinator Festival Sinema Perancis 2015, Meninaputri Wismurti mengatakan, "Tahun ini, panitia Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Perancis menerima 183 film pendek dengan tema yang beragam. Tak membahas cinta melulu dan banyak mengangkat masalah hidup dan kritik sosial yang dipaparkan dengan sentilan jenaka."
Hal ini, menurut Menina, "menunjukkan bahwa film tak lagi jadi dominasi Ibu Kota dan semakin banyak sutradara muda di luar Jakarta yang harus diperhitungkan demi membakar gairah industri film Indonesia."
Sang pemenang juga berkesempatan mempromosikan filmnya di festival film di Perancis, misalnya Festival Film Pendek Clermont-Ferrand.
Menariknya lagi, tahun ini pemenang Kompetisi Film Pendek selain mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Perancis, juga
smartphone dari produsen
gadget kenamaan Prancis dan
merchandise lain.
"Kami memberikan kesempatan kepada sutradara film muda untuk pergi ke Perancis dan melihat festival film internasional, terutama untuk film pendek, demi memperluas jaringan dengan industri film internasional," kata Arnaud.
Dari 180 lebih film yang diterima, sebanyak delapan film yang berhasil menjadi finalis kompetisi tersebut. Pada 2014 lalu, panitia hanya menerima 70 film saja. Artinya, peminat meningkat berkali lipat.
Sleep Tight Maria, The Taste of Fences, Iman, Bid & Run, Simbiosis, Iblis Jalanan, Return to Sender, serta
Sandekala adalah judul film dari kedelapan finalis kompetisi film pendek.
Pada tahun ke-empat penyelenggaraannya, Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis mengalami kenaikan yang cukup drastis dalam penerimaan film pendek, dibanding tiga tahun sebelumnya.
"Berbeda dibanding tahun lalu, sekarang ada begitu banyak film ber-genre horor dan
thriller," Arnaud menjelaskan.
Selain menerima film pendek ber-genre fiksi, sekitar 20 persen dari film yang masuk ber-genre dokumenter dan 10 persen ber-genre animasi.
Juri Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Perancis 2015 beranggotakan sineas muda Indonesia yaitu Sammaria Simanjuntak, Dimas Jayasrana, dan Guillaume Catala.
(vga/vga)