Trik Anti 'One Hit Wonder' dari Titi DJ dan Harvey Malaiholo

Vega Probo | CNN Indonesia
Jumat, 27 Nov 2015 09:32 WIB
Menjaga eksistensi memang tak semudah menciptakan satu karya yang nge-hit. Butuh komitmen dan kerja keras si artis dan segenap pihak.
Titi DJ (CNNIndonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Agaknya tak ada satu pun artis berharap karyanya sebatas one hit wonder—setelah melejit dengan satu hit lalu menghilang, dan tak kedengaran lagi kiprahnya. Mereka tentu ingin bisa terus berkarya dan eksis dalam waktu lama.

Namun kenyataannya menjaga eksistensi memang tak semudah menciptakan satu karya yang nge-hit. Butuh komitmen dan kerja keras, bukah semata si artis sendiri, melainkan juga segenap tim yang mendukung kemajuan kariernya.

Hal inilah yang diakui Titi DJ saat temu media jelang konser Jakarta Dekade di Gandaria City, Jakarta, pada Kamis (26/11). Titi adalah salah satu penampil di konser yang digelar di Balai Kartini, pada 11 Desember 2015 itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya ada tim manajemen solid di belakang saya,” kata Titi saat ditanya CNN Indonesia soal trik menjaga eksistensi sepanjang tiga dekade kariernya di ranah hiburan. “Saya sendiri selalu ingin membuat album musik secara berkala.”

Bagi Titi, penggarapan album musik merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai musisi kepada para penggemarnya. Karena itu, ia mengupayakan agar karya-karyanya bisa dirilis secara berkala. “Jangan sampai putus,” katanya.

Pemilik nama asli Titi Dwijayati ini memulai karier sebagai model sejak remaja. Sejak menjuarai sebuah ajang adu bakat nyanyi, pada 1983, ia mulai merambah dunia tarik suara dan akting, termasuk mengikuti ajang Miss World.

Beberapa album musik yang digarap Titi bersama Indra Lesmana pada akhir 1980-an meraih sukses. Pamor Titi pun melesat di ranah hiburan, terlebih setelah ia bergabung dengan kelompok vokal Elfa's Singer, lalu Tiga Diva.

Belakangan ini, wajah Titi meramaikan layar kaca sebagai salah satu juri Indonesian Idol untuk beberapa musim, sejak 2004 sampai 2014, juga juri Indonesian Idol Junior musim pertama 2015. Nama Titi terus berkibar.

Kini, Titi siap merilis album musik anyar pada awal Desember 2015. Diakui Titi, demi menggarap album musik yang inovatif, ia selalu bekerja sama dengan komposer muda, seperti Andi Rianto. Kali ini, Sang Dewi berkolaborasi dengan Yovie Widianto.

Karena itu, Titi merasa senang diajak tampil di konser Jakarta Dekade, yang digelar sepekan sebelum album terbarunya dirilis. “Saya senang banget diajak bernostalgia,” katanya. “Keberuntungan bagi saya, sekalian berpromosi.”

Di konser ke-tiga Jakarta Dekade yang dipromotori Trans Event ini, Titi akan menyanyikan sederet lagu hits-nya, antara lain Ekspresi, Salahkah Aku, Kuingin, Bahasa Kalbu. Titi berharap konser ini membuat penonton terhibur dan terkesan.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Harvey Malaiholo, yang juga menjadi salah satu penampil konser Jakarta Dekade menyatakan kepada CNN Indonesia soal filosofi yang selama ini dipegang teguh untuk menjaga eksistensinya.

“Sebagai seniman, saya berpegang teguh pada kejujuran dalam berkarya,” kata Harvey. “Saya percaya, Tuhan pasti memberikan jalan bagi kita yang ingin berkarya dengan kejujuran hati. Saya selalu jujur dalam berkarya.”

Harvet Malaiholo (CNNIndonesia/Vega Probo)
Pria 53 tahun bernama panjang Harvey Benjamin Malaiholo sudah bernyanyi sejak kecil. Pada 1977, cucu penyanyi legendaris Bram Titaley ini sudah merilis album musik, yang diestafet sederet album musik lain berformat solo, duet maupun kompilasi.

Bukan hanya album musiknya yang terbilang banyak, prestasinya juga, di dalam negeri dan luar negeri. Ia antara lain pernah menjadi Best Performer World Pop Song Festival 1986 di Jepang dan ASEAN Pop Song Festival 1988 di Singapura.

Harvey pun pernah mewakili Indonesia di seremoni pembukaan dan penutupan Sea Games 1993 di Singapura, juga meraih Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia, Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia 2011.

Harvey memastikan karya-karyanya selama ini bukan hasil jiplakan atau plagiat. “Itu sangat penting,” ia menegaskan, “itu menjadi nilai yang saya pegang untuk menjaga eksistensi.” Selama ini, Harvey mengaku masih aktif manggung off air, bukan di layar kaca.

Sama halnya dengan Titi, Harvey pun baru merilis album musik Indonesian Song Book yang mengusung tema ’50-an bersama grup band beraliran jazz Shadow Puppets Quartet. Dikatakan Harvey, album ini sangat berarti baginya.

Gagasan menggarap album bertema klasik ini, diakui sang pelantun Dara, dilandasi keprihatinan atas langkanya “perpustakaan” yang menyimpan lagu-lagu lama. Padahal menurut Harvey, lagu-lagu lama ini adalah harta karun Indonesia.

“Saya ingin mengangkat kembali harta karun ’50-an,” kata Harvey seraya berharap kelak ada volume lanjutan dari album Indonesia Song Book versi era ’60-an dan seterusnya, agar anak-anak muda Indonesia mengenal lagu-lagu era lampau.

Selain Titi dan Harvey, konser Jakarta Dekade yang menampilkan lagu-lagu lawas juga bakal dimeriahkan Vina Panduwinata, Reza Artamevia, Koes Plus, dan penyanyi asal Negeri Kanguru, Rick Price, yang terkenal lewat lagu Heaven Knows.

Tiket konser Jakarta Dekade bisa dibeli via website resmi dekadeconcert.com, juga online ticket box Disc Tarra, Raja Karcis, Kiostix, Blibli. Diamond Rp2.250.000, VIP Rp1.750.000, Gold Rp1.250.000, Silver Rp800 ribu, Bronze Rp400.000.

“Acara Jakarta Dekade ini mudah-mudahan bisa menjadi tonggak agar teman-teman angkatan ’70-’80-an jangan sampai tidak dikenal atau hilang,” kata Harvey. “Hasil karya seni mereka juga dikenal anak-anak era berikutnya.”

Setelah konser Jakarta Dekade, Titi akan tampil di pengujung tahun di sebuah hotel bintang lima di Jakarta, sementara Harvey memilih berkumpul bersama keluarga dan memenuhi agenda konser off air (non televisi).

[Gambas:Youtube]

[Gambas:Youtube]

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER