Eagles of Death Metal dan Solidaritas Berujung Maut

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 15:41 WIB
Grup Eagles of Death Metal menceritakan pengalaman mencekam kala terjadi serangan di gedung konser Bataclan di Perancis.
Eagles of Death Metal (Wikimedia Commons/SylviaBoBilvia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari seminggu setelah serangan teror di Paris terjadi pada Jumat (13/11), akhirnya band yang manggung saat serangan terjadi di gedung konser Bataclan, Eagles of Death Metal, buka suara menceritakan kejadian tersebut.

Kepada Vice personel Eagles of Death Metal, Jesse Hughes dan Josh Homme, menceritakan bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi.

Dikatakan mereka, serangan teror menewaskan 89 orang penonton konser, termasuk manajer merchandise mereka, Nick Alexander.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan di Bataclan bukan satu-satunya serangan malam itu. Beberapa lokasi di Paris juga disatroni pria bersenjata sehingga secara total 129 orang tewas dan 350 orang lainnya terluka.

Eagles of Death Metal diwawancarai selama 26 menit oleh Vice. Dari wawancara tersebut terlihat kalau Hughes dan Homme masih berduka dan ketakutan.

"Penggemar kami sampai masuk ke ruang ganti untuk menyelamatkan diri. Namun para penyerang berhasil masuk," kata Hughes.

"Para penyerang membunuh mereka semua, kecuali satu anak yang bersembunyi di balik jaket kulit saya," lanjutnya.

Hughes melanjutkan,  saat itu, banyak orang yang ketakutan. Salah satu faktor mengapa banyak orang yang tewas karena banyak orang yang tidak ingin meninggalkan teman mereka. Solidaritas yang berujung maut.

Meski masih tidak percaya dengan peristiwa yang dihadapinya, mereka berharap bisa tampil saat gedung konser Bataclan kembali dioperasikan.

"Saya tidak sabar untuk segera kembali ke Paris," kata Hughes.

"Teman kami datang ke sana untuk menyaksikan rock n' roll dan tewas. Kami akan segera kembali konser di sana," lanjutnya.

Homme mengatakan kalau Eagles of Death Metal saat ini masih membatalkan beberapa konser di Eropa. Namun setelah semuanya pulih dari guncangan, mereka akan melanjutkan jadwal konser.

"Kami tidak memiliki pilihan," kata Homme.

"Bukan hanya karena keadaan kami, penggemar kami, atau Nick Alexander. Ini adalah kondisi umum pada manusia," lanjutnya.

Dilansir dari NME beberapa waktu yang lalu, selain Alexander, wartawan musik dari Les InRocks, Guillaume B Decherf dan karyawan Mercury Records, Thomas Ayad, juga dinyatakan tewas di tempat.

Serangan teror di Paris dikutuk oleh banyak musisi dunia, seperti Taylor Swift, Pharrell Williams, Justin Bieber, Jared Leto, AC/DC, Sam Smith, Snoop Dogg dan Justin Timberlake. Band U2 dan Foo Fighters pun ikut membatalkan rangkaian konsernya di Paris.

Setelah konser Eagles of Death Metal mendapat serangan senjata api, pihak promotor, Live Nation, akan segera mengubah prosedur keamanan mereka agar kejadian menyeramkan itu tidak lagi terulang.

(ard/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER