Aktor Argentina Kesulitan Perankan Paus Fransiskus

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 27 Nov 2015 16:23 WIB
Paus Fransiskus akan difilmkan dengan judul Call Me Francesco. Siap tayang perdana di Vatikan, pada 1 Desember mendatang.
Kehidupan Paus Fransiskus diselami dalam film Call Me Francesco. (REUTERS/Tony Gentile)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia film tidak akan pernah kehabisan cerita tokoh dunia untuk dijadikan biopik. Kali ini, giliran Paus Fransiskus yang akan menghiasi layar lebar. Film berjudul Call Me Francesco akan memotret kisah hidupnya.

Mengutip The Hollywood Reporter, film itu mengisahkan perjalanan seorang pemuda yang kelak menjadi Paus, meninggalkan kekasihnya untuk bergabung bersama Jesuits. Ia mengikuti panggilan hatinya menuju Vatikan.

Didasarkan pada buku karya Giorgio Grignaffini, Call Me Francesco kebanyakan berpusat pada tahun-tahun kegelapan di Argentina, yakni saat kepemimpinan militer berkuasa sejak 1976 hingga 1983.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktor Argentina, Rodrigo de la Serna, mendapat kehormatan memainkan karakter Paus muda, saat namanya masih Jorge Mario Bergoglio. Ia merasa punya tanggung jawab yang sangat besar untuk memerankan Paus.

Cerita film itu bukan hanya tentang seorang pemuda bernama Bergoglio. Bicara soal Paus, bahkan pada masa mudanya, tidak mungkin lepas dari perbincangan soal dunia. Di mata La Serna, Paus adalah sosok pencinta dunia.

Demi memuluskan aktingnya, La Serna melakukan banyak riset. Ia belajar dari banyak video di YouTube untuk mengetahui bagaimana ia berpidato keagamaan yang bisa menyentuh dan tetap kontekstual untuk seluruh manusia tanpa pandan keyakinan.

La Serna juga melakukan pendekatan terhadap orang-orang yang mengenal Paus sejak di Argentina, termasuk Eduardo Horacio Garcia, yang merupakan uskup di bawah kepemimpinan Paus selama 15 tahun. Diakui La Serna, upaya-upaya itu sama sekali tidak mudah.

"Itu sebuah tugas yang sulit. Sangat sulit," kata La Serna mengungkapkan.

"Orang-orang berkata tidak mungkin masuk ke pikiran seorang Jesuit. Mereka adalah orang yang pikirannya sangat strategis dengan logika yang sangat sulit dimengerti jika Anda tidak dalam aturan mereka," bintang The Motorcyle Diaries itu melanjutkan.

Menurutnya, Bergoglio punya kekuatan spiritual yang sangat besar yang ia ciptakan dalam dirinya. "Dia adalah karakter dengan dimensi yang begitu besar."

Film, lanjut La Serna, merupakan media yang sulit untuk menggambarkan apa yang terjadi secara spiritual, misalnya saat orang berdoa. "Ada kesulitan saat harus akting. Saya frustrasi saat menemui batas, intelektual dan spiritual," lanjutnya.

Ia tidak yakin siapa yang pantas memerankan Paus, selain karakter sang pemimpin umat Katolik itu sendiri. Sebab, "Sangat sulit menginterpretasikan sejarah Argentina dan situasi saat orang ini hidup. Hanya seorang aktor Amerika Latin bisa memerankannya."

Dalam film Call Me Francesco, dikisahkan bagaimana Bergoglio berjuang mengamankan semua orang dalam situasi genting, ketika itu, di mana tidak sedikit orang dinyatakan hilang. Ia diperlihatkan bekerja di kawasan miskin di Cordoba sebelum akhirnya dipanggil kembali ke Buenos Aires, Argentina.

Popularitasnya sebagai Uskup Besar serta Cardinal pun meningkat. Sampai akhirnya, ia menjadi seorang Paus pertama dari Amerika. Film itu juga menggambarkan kesulitan gereja dan peran yang dipertanyakan sepanjang masa kediktatoran di Argentina.

Call Me Francesco diproduksi dengan biaya 15 juta euro atau Rp217 miliar, mendapat investasi dari perusahaan Mediaset milik Berlusconi, Medusa dan TaoDue. Itu merupakan film pertama produksi Mediaset.

Film itu akan dirilis di 700 layar di Italia pada 3 Desember mendatang. Pada 1 Desember, Call Me Franceso akan ditayangkan perdana di Vatikan, dan bakal disaksikan sekitar tujuh ribu orang. Film itu dijual di 40 negara untuk bioskop dan televisi. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER