RESENSI FILM

Mencari Jejak Skywalker di Ujung Galaksi

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Des 2015 10:09 WIB
Galaksi berada di bawah dominasi kegelapan yang dikomandoi First Order. Tapi di suatu tempat, jauh dari bayangan, The Force mulai bangkit.
Fans berkostum ala karakter Star Wars di Paris. (REUTERS/Jacky Naegelen)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengumuman tentang penayangan Star Wars episode 7 sejak beberapa bulan lalu, sudah menggelitik rasa penasaran banyak orang. Terlebih bagi para penggila Star Wars, yang jumlahnya jutaan di seluruh dunia. Tak ayal, ketika Star Wars terpajang di daftar tayang bioskop-bioskop, antrian sudah dipastikan mengular. Tujuan mereka satu: mengetahui kisah selanjutnya, dari episode terbaru film yang menjelma jadi budaya pop tersebut.

Maka, ketika lampu studio bioskop meredup dan layar menampilkan langit penuh bintang, dengan teks narasi awal cerita yang mengerucut, muncul. Ekspektasi berubah tinggi. Layar kemudian dipenuhi dengan pesawat luar angkasa berseliweran. Kacamata tiga dimensi semakin menambah ketegangan karena sayap pesawat yang seakan melintas di depan mata.

Pesawat-pesawat itu adalah TIE Fighter dari Kerajaan Kegelapan, yang kini menyebut diri sebagai First Order. Mereka menuju Jakku, planet kecil yang dihuni para pengungsi, pemulung dan kaum buangan intergalaksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan pasukan Stormtrooper mendarat di Jakku adalah menggagalkan misi Poe Dameron (Oscar Isaac), pilot terbaik kelompok Resistance, yang kini dipimpin Jenderal Leia Organa (Carrie Fisher). Misi Poe adalah mencari peta yang menunjukkan keberadaan Luke Skywalker (Mark Hamill), saudara kembar Leia, sekaligus ksatria Jedi terakhir.

Pasukan Stormtroopers di Prancis. (REUTERS/Charles Platiau)
Di Jakku, para stromtrooper yang dipimpin perwira kegelapan, Kylo Ren (Adam Driver), sukses menyapu bersih seluruh penduduk Jakku dan menangkap Poe. Untunglah, Poe sempat menitipkan peta Luke kepada robot kepercayaannya, droid BB-8.

Namun, salah satu stormtrooper merasa terganggu dengan tindakan sapu bersih yang dilakukan First Order. Anggota berseragam putih berkode FN-2187 (John Boyega) itu, akan menjadi kunci yang menyatukan cerita episode tujuh.

Dari situ, kisah terus bergulir. BB-8 bertemu seorang gadis pemulung bernama Rey (Daisy Ridley) yang asal-usulnya misterius. Mereka juga akan bertemu dengan tokoh legendaris Han Solo (Harrison Ford) dan mitra terpercayanya, Chewbacca (Peter Mayhem). Para penggemar pun akan dihibur dengan kehadiran kembali pesawat andalan Han Solo, Millenium Falcon.

Bukan hanya kehadiran Ford sebagai Han Solo yang mengejutkan, tapi juga kemunculan tiga serangkai ‘The Raid 2’ asal Indonesia, Yayan Ruhyan, Iko Uwais dan Cecep Arif Rahman.

‘Star Wars: The Force Awakens’ mengambil latar waktu lebih dari 3 dekade usai ‘Return of the Jedi’, yang merupakan episode keenam di linimasa film populer besutan George Lucas itu. Oleh karena itu, wajar bila Han Solo ditampilkan sudah berumur dan Republik serta kelompok Resistance, nyaris kocar-kacir.

Kisah awal tentang Star Wars bermula di film keempat, ‘The Phantom Menace’ (1999), awal kegelapan datang ke galaksi. Selanjutnya kisah Star Wars berlanjut di ‘Episode II: Attack of the Clones’ (2002) dan berlanjut ke ‘Episode III: Revenge of the Sith’ (2005). Tiga film yang berteknologi lebih maju itu, merupakan prekuel dari tiga film sebelumnya, ‘Episode IV: A New Hope’ (1977), ‘Episode V: The Empire Strikes Back’ (1980) dan ‘Episode VI: Return of the Jedi’ (1983).

Jika ingin menikmati kisah Episode VII secara utuh, memang harus terlebih dahulu menonton enam prekuel sebelumnya. Tapi, itu membutuhkan waktu sekitar 14 jam. Jika tidak, menonton The Force Awakens akan seperti sayur tanpa garam. Tanggung dan kurang sedap. Selain itu, akan ada banyak hal yang jadi membingungkan bagi penonton awam. Seperti, siapa Han Solo dan Chewbacca serta arti Millenium Falcon bagi mereka berdua. Kisah tentang pertarungan kegelapan dan cahaya, serta pertarungan lightsabel antara para Sith Lord dan Ksatria Jedi.

Namun, bagi para penggila Star Wars, Episode VII menjadi pengobat rindu akan kisah yang telah berlangsung selama 40 tahun tersebut. Tidak hanya itu, Episode VII juga merupakan reuni para tokoh legendaris. Selain Han Solo dan Chewbacca, mahkluk Wookiee terakhir, droid milik Luke Skywalker, R2D2 juga kembali muncul. Pun dengan C-3PO, robot emas ‘tangan kanan’ Princess Leia atau yang kini dikenal sebagai Jenderal Leia Organa, pemimpin kaum Resistance.

Lebih dari itu, The Force Awakens pun masih penuh dengan humor-humor segar nan sarkastis dari para tokohnya. Salah satu contohnya adalah kalimat “I have a bad feeling about this,” yang selalu muncul di setiap episode Star Wars. Kali ini, kalimat legendaris milik Luke tersebut diucapkan Han sebelum kontra dengan geng perampok intergalaksi, Kanjiklub.

Pemeran Star Wars: Force Awakens asal Indonesia: Iko Uwais, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman, saat gala premiere di Jakarta, 15 Desember 2015. (CNN Indonesia/Fadli Adzani)
Di Episode VII, Kanjiklub dipimpin Tasu Leech (Yayan Ruhyan), dan beranggotakan Razoo Quin-Fee (Iko Uwais) serta Trotkin Shand (Cecep Arif Rahman). Trio tersebut dikisahkan hendak menagih hutang dari Han, namun sayang, mereka harus berperang dengan makhluk alien ganas bernama Rathar. Imbasnya, kemunculan trio ‘The Raid’ pun menjadi sangat singkat. Tak sampai dua menit. Meskipun demikian, melihat aktor Indonesia bermain di film sebesar Star Wars, punya kebangaan tersendiri. Oleh karena itu, jangan kaget dengan sorakan seluruh penghuni bioskop saat Yayan dkk muncul di layar lebar.

Menurut Iko, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu, mereka bertiga sudah menyiapkan beberapa koreografi berbeda untuk Star Wars. Namun, ternyata hanya satu koreo yang dipakai.

“Ada beberapa adegan fighting. Itu ada sebetulnya, tapi memang nggak bisa berekspektasi yang banyak buat film itu. Tapi, sedikit saja, sudah bersyukur banget sih dan berkesan,” kata Iko.

Satu hal yang menyenangkan adalah melihat Yayan berbicara bahasa alien dan berkomunikasi langsung dengan Han alias Ford. “Begitu saya dapat skrip dan yang kasihnya bilang, lawan saya ternyata Han Solo, saya merinding asli,” kata Yayan. Sementara Cecep mengatakan, mereka bertiga memang dibuatkan bahasa sendiri dalam film tersebut.

Sutradara JJ Abrams di pemutaran film perdana Star Wars: The Force Awakens di Hollywood, California, 14 Desember 2015. (REUTERS/Mario Anzuoni)
Intuisi JJ Abrams

Berbicara Star Wars Episode VII, tentu tidak bisa lepas dari peran JJ Abrams, sang sutradara. Tangan dingin dan intuisi tajam Abrams yang bersikukuh film tersebut harus tetap berada di jalur ‘lama’, terbukti mampu memuaskan penonton. Oleh karena itu, tak heran jika di kalangan komunitas Star Wars, Abrams dibilang menggunakan 'The Force' untuk membuat film berdurasi 2 jam dan 16 menit tersebut.

Abrams menggunakan pendekatan ala George Lucas di film pertama era 70an. Dia mencampur nostalgia dan kekinian dengan mempertemukan para tokoh ‘gaek’ yakni Han Solo, Putri Leia, Chewbacca dan Luke Skywalker, dengan dua pemeran utama yang muda dan segar, Rey dan Finn.

Kisahnya pun kurang lebih mirip dengan pertemuan pertama Anakin Skywalker dengan dua ksatria Jedi, Qui-Gon Jinn dan Obi-Wan Kenobi di Tatooine, 38 tahun lalu. Hanya saja, bedanya, Rey ‘ditemukan’ oleh BB-8.

Malah lebih tepatnya, Rey, yang tinggal sebatang kara di Jakku dan bertahan hidup dengan menjadi pemulung barang-barang bekas dari bangkai kapal luar angkasa, menyelamatkan BB-8 dari pemulung lainnya. Rey yang ternyata paham bahasa droid, mengetahui bahwa robot berwarna oranye putih itu, punya misi penting dan berniat membantunya.

Mereka berdua, ditambah Finn, masuk dalam perang bintang legendaris. Antara Sith dan Jedi. Kegelapan dan Cahaya.

Karakter Star Wars dalam pameran di Paris. (REUTERS/Benoit Tessier)
Lalu siapakah Rey? Sepanjang film yang dikerjakan JJ Abrams selama 3 tahun itu, memang tercecer petunjuk-petunjuk yang mengarahkan Rey sebagai pemilik The Force anyar, termasuk lightsaber milik Luke yang secara mudah bisa dikendalikan Rey.

Di sisi lain, kehadiran Rey juga merupakan angin segar baru. Selama ini, Star Wars identik dengan peran utama pria, sebut saja Anakin Skywalker, Luke Skywalker dan Han Solo. Namun kini ada Rey, seorang ksatria wanita yang menaklukkan dunia, dengan lightsaber.

Kekuatan cerita juga berpusat pada Kylo Ren, yang mengadopsi gaya Darth Vader. Kendati punya kekuatan besar, Ren kerap kali galau. Ada sisi cahaya dalam dirinya yang merangsek keluar, kadang mengalahkan kegelapan.

Kendati begitu, saat Ren dan Rey berjumpa dan bertarung, ada chemistry yang kental terasa dan menyisakan misteri. Mereka berdua juga menjadi pelaku dan saksi sejarah baru di kisah Star Wars.

Mengutip kata-kata Lucas dalam sebuah wawancara,“The Force Awakens merupakan film Star Wars yang paling didambakan para penggemarnya dan memberikan apa yang mereka inginkan.” (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER