Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa tak kenal John Boyega sekarang. Ia termasuk bintang utama
Star Wars: The Force Awakens, meski baru pertama terlibat dalam film yang populer sejak 1970-an itu. Ia beradu akting dengan sang legenda Harrison Ford.
Namun lima belas tahun lalu, Boyega nyaris bukan siapa-siapa. Ia hanya dikenal sebagai salah satu dari sedikit masyarakat London yang menjadi orang terakhir dalam hidup Damilola Taylor. Damilola merupakan korban pembunuhan yang cukup terkenal di London, pada 2000.
Ayah Damilola, Richard Taylor mengatakan pada Mirror, putranya bersama Boyega dan saudara perempuannya, Grace sebelum ditikam sampai meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi di London Selatan pada 27 November 2000 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usia Boyega saat itu masih delapan tahun. Mengutip Time, ia dan Grace berniat menemani Damilola berjalan sampai ke rumahnya setelah meninggalkan kelas komputer. Namun Damilola menolak. Ia memilih berjalan pulang sendirian.
Sayangnya, itulah kali terakhir Damilola berjumpa dengan teman-temannya. Dua remaja menusuknya dengan pecahan botol. Damilola meninggal karena luka tusuk, hanya 10 hari menjelang ulang tahunnya yang ke-11. Pembunuhnya diketahui adalah imigran Nigeria.
"Mereka bertiga tertangkap rekaman kamera CCTV yang digunakan polisi ketika mereka datang menanyai orang-orang dan melakukan investigasi," kata Richard. Menurutnya, saat itu putranya dekat dengan Boyega dan Grace.
"Mereka mencarinya ketika dia tiba di UK, karena mereka pergi ke sekolah bersama," kata Richard menerangkan kedekatan putranya.
Kenangan buruk itu ternyata terus menghantui Boyega. Ia tak bisa melupakan keluarga Taylor. Saat penayangan perdana
Star Wars: The Force Awakens di London, Boyega mengundang kerabat Taylor untuk datang. Ia juga masih memperjuangkan lembaga Damilola Taylor Trust.
Boyega lah yang mendorong lembaga yang diambil dari nama sahabat masa kecilnya itu, untuk mendapat bagian US$1,5 juta atau Rp20,5 miliar dari penggalangan Star Wars: Force for Change.
(rsa)