Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 250 ribu orang menandatangani petisi pembebasan Steven Avery dan Brendan Dassey, dua tahanan yang dituduh membunuh Teresa Halbach.
Permintaan pembebasan itu semakin meluas setelah kisah ketidakadilan hukum yang dialami Avery dan Dassey dibeberkan dalam dokumenter baru garapan Netflix,
Making A Murderer.
Dokumenter
Making A Murderer menyoroti proses hukum yang menimpa kedua pria asal Manitowoc, Wisconsin. Keduanya dihukum penjara seumur hidup sejak dijebloskan pada 2007.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di media sosial, banyak penonton setia dokumenter ini mengaku geram dengan kecurangan pihak berwajib dalam menangani kasus Avery dan Dassey.
Petisi yang disiarkan melalui situs
change.org oleh Michael Seyedian itu ditujukkan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
"Mereka tidak bersalah dan penegak hukum di Manitowoc County harus meminta maaf kepadanya. Ini demi penegakan hukum di AS," tulis Seyedian.
Di Gedung Putih, desakan agar proses hukum Avery ditelaah kembali juga meluas.
Petisi yang beredar meminta sekitar 100 ribu karyawan Gedung Putih kompak mendukung pembebasan Avery. Dilansir dari
NME pada Rabu (5/1), petisi tersebut telah ditandatangani oleh sekitar 58 ribu karyawan.
Dokumenter
Making A Murderer ditayangkan pada pertengahan Desember di saluran televisi berbayar Netflix. Hingga saat ini, sebanyak sepuluh episode dokumenter telah ditayangkan.
Setelah ditayangkan, bermunculan kritik dari penegak hukum di Manitowoc County yang mengatakan dokumenter
Making A Murderer mengada-ada.
Sutradara yang membuat dokumenter ini adalah Laura Ricciardi dan Moira Demos. Keduanya telah meneliti kisah Avery dan Dassey sejak 2007. Sejak itu pula mereka harus bolak-balik New York dan Wisconsin untuk melakukan syuting.
[Gambas:Youtube] (ard/vga)