Jakarta, CNN Indonesia -- Film 13
Hours: The Secret Soldiers of Benghazi memang berlatar militer. Adegannya dipenuhi ekspresi kemarahan, darah, ledakan yang berdentum serta senjata yang menyalak. Namun tidak ada yang berharap ada tembakan sungguhan dalam penayangan terbatas film kontroversial itu.
Dalam acara yang berlangsung di Washington, Amerika Sertikat, pada Kamis (21/1) malam, itu seorang perempuan tak sengaja tertembak oleh pria mabuk. Polisi langsung dipanggil ke Regal Cinemas, dekat Seattle, malam itu juga.
Diberitakan The Guardian, sang tersangka sendiri menghubungi nomor darurat 911 setelah pulang ke rumah. Ia mengaku menjatuhkan senjatanya sebelum itu meletus dan pelurunya mengenai seorang perempuan tanpa disengaja. Sang korban sendiri kondisinya luka serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seattle Times memberitakan, pria berusia 29 tahun yang menjadi pelaku penembakan itu bernama Dane Gallion. Ia mengatakan pada polisi, dirinya sengaja membawa senjata ke bioskop karena masih dihantui adanya teror penembakan massal di ruang-ruang publik.
Beberapa waktu lalu, saat penayangan perdana film
Trainwreck di Louisiana, penembakan juga terjadi. Sebelumnya, penembakan juga pernah terjadi di bioskop di tengah penayangan
The Dark Knight Rises di Aurora, Colorado.
Masing-masing menimbulkan korban jiwa. Dua tewas dalam penembakan di Louisiana dan 12 orang meninggal dalam tragedi di Colorado.
Pelaku penembakan kali ini punya tiga keterangan berbeda kepada petugas, seperti diberitakan Raw Story. Pertama, ia mengaku senjatanya jatuh dari kantong dan meletus mengenai bahu perempuan yang duduk di depannya. Ke-dua, ia mengaku direpotkan pria.
Gallion tidak memberikan info detail soal cek coknya dengan pria itu. Di keterangan ke-tiga, ia mengaku ada penonton lain yang menyalakan kokang senjatanya. Gallion sendiri bebas dengan jaminan US$25 ribu (Rp345 juta).
Polisi menemukan senjata laras pendek 9mm di tempat sampah bioskop. Ada pula kantong senjata di tempat yang sama. Dari bawah kursi bioskop, polisi menemukan satu selongsong peluru kosong. Gallion akan menghadapi pengadilan pada Selasa (26/1) mendatang.
Sebelumnya, Gallion diberitakan mengonsumsi obat untuk kecemasan pagi hari sebelum terjadinya penembakan. Ia juga makan pizza dan minum bir sebelum ke bioskop. Lima tahun lalu, ia pernah ditahan karena dibawah pengaruh obat-obatan dan zat kimia.
Di luar kasus penembakan, 13 Hours terbilang film kontroversial. Itu merupakan film tentang eks militer yang bekerja melindungi CIA melawan terorisme di Benghazi, Libya. Namun menurut kritikus, film itu gagal mendapat efek seperti
American Sniper. (rsa/vga)