Jakarta, CNN Indonesia -- Protes terhadap panitia Oscar, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), semakin menjadi-jadi. Mereka tak sekadar dianggap sentimen terhadap pegiat film dari segi warna kulit, juga gender.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, daftar nominasi Oscar tahun ini didominasi pegiat film berkulit putih. Beberapa pegiat film berkulit hitam pun melancarkan protes, bahkan tak sedikit yang memboikot.
Kini, protes seputar sentimen gender juga dialamatkan kepada panitia Oscar. Salah satunya oleh aktor Sir Ian Murray McKellen, pemeran Gandalf di trilogi
The Lord of The Rings, yang memang homoseksual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McKellen pertama kali mendapat nominasi Oscar pada 1998 untuk aktingnya di film
Gods and Monsters. Namun ia dikalahkan aktor Roberto Benigni, pemeran film
Life is Beautiful. Berikutnya, pada 2001, ia gagal lagi.
Kesempatan meraih Oscar untuk perannya yang ikonik sebagai Gandalf di seri pertama
The Lord of The Rings pun pupus. Lagi-lagi, ia harus mengalah kepada aktor lain, yakni Jim Broadbent, pemeran film
Iris.
Pria 76 tahun yang telah meraih berbagai penghargaan bergengsi dari Golden Globe Awards sampai Laurence Olivier Awards ini menilai, sentimen panitia Oscar tak sebatas warna, melainkan juga gender.
“Ini bukan sekadar orang berkulit hitam yang tak dianggap di industri film,” kata McKellen kepada Sky News, dikutip EW. Lebih dari itu, juga menyangkut kaum wanita dan homoseksual, makanya protes meluas.
Dalam wawancara dengan The Guardian, McKellen menyatakan, seharusnya Oscar merefleksikan wajah dunia saat ini. Sejauh ini belum pernah ada aktor homoseksual yang meraih penghargaan Aktor Terbaik Oscar.
“Tak ada aktor homoseksual yang memenangkan Oscar. Saya menduga, ini [penyebabnya] antara prasangka atau kesempatan,” kata McKellen yang telah dua kali mendapat nominasi Oscar, dikutip The Guardian.
Tom Hanks, Philip Seymour Hoffman, Sean Penn pernah memenangkan Oscar setelah memerankan karakter homoseksual. “Alangkah pintarnya,” McKellen menyindir. “Coba beri saya Oscar untuk peran pria heteroseksual.”
Menurut McKellen, sistem pemungutan suara Oscar selama ini tidak tepat sasaran. Ia menilai, jikapun pegiat film berkulit berwarna akhirnya berhasil meraih Oscar, bisa jadi karena ada kekhilafan.
(vga/vga)