Danny DeVito: Kisruh Oscar Justru Menunjukkan Rasialisme

Dedy Sofan | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 13:16 WIB
Ribut-ribut soal minimnya keberagaman nominasi Oscar membuat Danny DeVito prihatin, “Seluruh negara ini adalah negara rasialis.”
Danny DeVito (kanan) bersama Bruce Springsteen. (CNN Indonesia Getty Images/Bobby Bank)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribut-ribut soal minimnya keberagaman dalam daftar nominasi Academy Awards juga menjadi perhatian Danny DeVito. Tahun ini, calon peraih piala Oscar didominasi pegiat film berkulit putih.

Sang aktor menyampaikan opininya kepada sebuah kantor berita, sebagaimana dikutip Deadline, saat ditemui di sela perhelatan Festival Film Sundance, pada akhir pekan kemarin.

“Sungguh disayangkan, seluruh negara ini adalah negara rasialis,” kata DeVito. “Sekalipun sebagian orang sudah menampilkan aksi hebat di film-film, mereka tak menyadari soal rasialisme.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut pria 71 tahun bertampang kocak ini ini menyampaikan keprihatinannya, “Kita hidup di sebuah negara yang memihak diskriminasi dan memiliki kecenderungan bersikap rasial.”

Kenyataannya, menurut data yang dilansir International Business Times, beberapa waktu lalu, pembagian Oscar memang tidak imbang. Ketimpangan ini terjadi sejak awal Oscar dihelat, pada 1927.

Dari total 2.900 piala Oscar yang dibagikan selama ini, hanya 31 piala Oscar atau satu persen saja yang berhasil digenggam oleh pegiat film berkulit hitam, keturunan Afrika-Amerika.

Ketimpangan makin meruncing dua tahun belakangan ini. Beberapa insan Hollywood angkat bicara. Mereka juga meminta AMPAS, selaku panitia Oscar, berbenah diri dan menyelesaikan kontroversi.

“Nominasi merefleksikan The Academy, The Academy merefleksikan industri film, industri film merefleksikan Amerika,” kata aktor Will Smith, yang bermain di film Concussion, namun tak beroleh nominasi.

“Ini merefleksikan rangkaian tantangan yang mendera negara kami pada saat ini,” kata Smith yang tak ingin Hollywood dituduh rasialis, karena seharusnya Hollywood memang tidak begitu.

Namun sepanjang dua tahun belakangan ini, isu rasialisme memang terus bergulir. Hal ini memperlihatkan AMPAS membutuhkan panduan baru, agar isu sensitif semacam ini tak mengacaukan apresiasi. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER